syahganda

Jakarta (Metrobali.com)-

Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan menyatakan isu dugaan keterlibatan oknum aparat Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI sengaja ingin merusak kredibilitas calon presiden Prabowo Subianto.

“Isu itu sangat janggal dan sengaja direkayasa di tengah komitmen bersama soal netralitas TNI,” katanya di Jakarta, Minggu (8/6).

Lantaran ada capres yang memiliki latar belakang pernah menjadi prajurit TNI maka isu itu sengaja diembus-embuskan untuk merusak kredibilitas Prabowo, padahal Prabowo merupakan figur yang berorientasi terhadap kualitas pemilu bersih, demokratis, tanpa kecurangan.

“Sebagai seorang yang dikenal berjiwa kesatria untuk bangsanya, sangat jauh panggang dari api jika Prabowo dikait-kaitkan dengan isu itu,” katanya.

Ia melihat di tengah suasana persaingan antarpasangan capres dan cawapres, antarpendukung dan tim sukses mereka, dan partai-partai, ormas serta komponen masyarakat yang terpolarisasi terhadap para calon itu, aparat dan institusi TNI pun coba diobok-obok pihak-pihak tertentu yang ingin memperkeruh suasana.

Sebagai alat negara dalam menjaga keamanan dan ketertiban, TNI/Polri telah berpengalaman dalam menjaga netralitas dan tidak terlibat dalam kegiatan politik praktis sebagaimana yang telah diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan.

Selain itu, katanya, prajurit TNI dan anggota Polri tidak memiliki hak pilih.

“Saya melihat instruksi Presiden selaku Panglima Tertinggi TNI kepada seluruh jajaran TNI sudah sangat jelas dan dilaksanakan dalam menjaga netralitas TNI. Hal serupa telah diinstruksikan kepada seluruh jajaran anggota Polri,” katanya.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 diikuti pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. AN-MB