Susi Pudjiastuti

Jakarta (Metrobali.com)-

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memgatakan nelayan harus didorong untuk siap menghadapi persaingan pasar lebih luas memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

“Karena kita akan masuk ‘single market’, persoalannya kita tidak persiapkan pelaku bisnis, nelayan, juga usaha kecil menengah, ” katanya dalam diskusi bertajuk Meningkatkan Peran Strategis Sektor Jasa Keuangan Dalam Mendukung Akselerasi Pembangunan Kemaritiman di Jakarta, Kamis (27/11).

Menurut dia, nelayan harus diberikan lingkungan yang nyaman untuk kelangsungan usahanya. Untuk itu, katanya, akses keuangan dan peraturan harus mempermudah operasional penangkapan ikan.

“Kebanyakan pungutan membebani nelayan,” ujarnya.

Ia mengatakan Indonesia dengan dua pertiga wilayah kelautan memiliki potensi kelautan yang seharusnya dapat meningkatkan ekspor perikanan.

“Posisi dimana kita bisa sejajar sebagai pemain perikanan dunia, punya laut nomor dua terpanjang dan hasil ekspor nomor lima di ASEAN,” tuturnya.

Ia mengatakan semua stakeholder harus bekerja sama memajukan kemaritiman Indonesia dengan memberdayakan pelaku nelayan dan pengusaha.

“Kita segera bangkit dan melakukan hal yang bisa kita lakukan sebagai bangsa berdaulat. Semua saling support mengubah perikanan yang lebih baik,” ujarnya.

Jika nelayan tidak siap, maka produktivitas ikan menurun sehingga Indonesia hanya dijadikan pasar saat MEA.

Sementara itu, Ketua Otoritas jasa Keuangan Muliaman D. Hadad mengatakan industri perbankan, industri keuangan non bank, dan pasar modal memiliki peran vital untuk mendukungi pertumbuhan ekonomi terutama kesejahteraan nelayan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di bidang kelautan.

Peningkatan modal terhadap usaha nelayan dan perikanan akan meningkatkan potensi kelautan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat seperti memberikan keuntungan finansial dan membuka lapangan kerja. AN-MB