Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih menyampaikan pandangannya saat Komisi VI DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., Irfan Setiaputra di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen DPR RI Jakarta pada Selasa 13 Juni 2023.

Jakarta (Metrobali.com)-

Komisi VI DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., Irfan Setiaputra di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen DPR RI Jakarta pada Selasa 13 Juni 2023.

Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer mengungkapkan sebelumnya pihaknya sempat pesimis dengan nasib Garuda di tengah perekonomian yang sulit akibat hantaman badai pandemi Covid-19. Bahkan Demer menyebut hampir mungkin 99% perusahaan Garuda saat itu bangkrut.

“Tadinya memang kita sempat pesimis tentang Garuda ini bahkan hampir mungkin 99% kalau kita berdiskusi tentang Garuda ini pasti bangkrut karena kondisinya waktu itu kondisi perusahaannya yang berat, kemudian kondisi keadaan ekonomi kita juga berat akibat daripada pandemi Covid-19,” ujar Gde Sumarjaya Linggih.

Yang terjadi kemudian ternyata Garuda Indonesia mampu bertahan dan tidak mengalami kebangkrutan seperti yang dikhawatirkan. Gde Sumarjaya Linggih kemudian mengapresiasi kerja keras yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Menurut Anggota Fraksi Golkar DPR RI itu, kontribusi Irfan Setiaputra saat itu bisa membuat Garuda survive dan lolos dari ancaman kebangkrutan. Selain itu Gde Sumarjaya Linggih juga mengapresiasi peran berbagai pihak, termasuk masyarakat dan Komisi VI DPR RI yang juga memiliki andil dalam bangkitnya PT Garuda Indonesia.

“Dan memang kerja kerasnya Pak Irfan benar-benar kita akui, kontribusi dan kerja kerasnya dari Pak Irfan, hampir seluruh rakyat Indonesia juga berkontribusi tetap menjadikan Garuda survive seperti sekarang ini, khususnya Komisi VI,” ujar Gde Sumarjaya Linggih.

Wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangan kepentinfan Bali ini mengatakan lebih lanjut PT Garuda Indonesia sempat membuat melakukan pengetatan-pengetatan untuk bisa mengurangi beban perusahaan.

“Saya masih ingat saat bagaimana caranya untuk bisa mengurangi beban daripada perusahaan bahkan ada statement yang sempat menyebut jika pensiun dini maka anda sebagai pahlawan Garuda demi mengurangi cost atau memangkas cost operasional Garuda pada saat itu,” ungkapnya.

Gde Sumarjaya Linggih menambahkan saat itu juga sempat digelar beberapa kali pertemuan untuk bisa mendapatkan dana dari pemerintah untuk mendongkrak PT Garuda Indonesia. Dia juga menceritakan saat-saat sulit yang dialami Garuda menyusul kondisi yang tidak umum atau kondisi abnormal yang dialami perusahaan pada saat itu.

Oleh karena itu pihaknya berharap kedepannya dengan berbagai pengalaman yang didapat saat Covid-19 agar lebih berhati-hati termasuk masalah pegawai, pilot dan lain sebagainya. “Saya berharap kedepannya ini tentu dengan pengalaman yang kita dapatkan kemarin ini tentu kita akan lebih berhati-hati lagi termasuk tentang masalah pegawai, pilot dan sebagainya,” kata Gde Sumarjaya Linggih.

Dia menjelaskan bahwa memang di dalam undang-undang, PT tersebut dituntut harus untung. Oleh karena itu dia meminta agar korporasinya harus jalan, tidak hanya sekedar mengandalkan BUMNnya saja.

“Maka saya minta ini benar-benar dilakukan ke depannya ini good corporate governancenya betul-betul berjalan dengan baik,” harap politisi senior Golkar asal Desa Tajun, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali ini. (wid)