Diskusi Publik Politik

Denpasar (Metrobali.com)-

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) diketahui, pada pemilu tahun 2009, tingkat kepercayaan publik terhadap politikus dan partai politik (parpol) masih cukup tinggi hingga 60 persen.

Dari tahun 1999 hingga saat ini tingkat kepercayaan publik terhadap parpol menurun drastis hingga 16 persen.

Beberapa tokoh seperti Megawati Soekarnoputri dan Hatta Rajasa dinilai berhasil oleh basis masing-masing partai maupun oleh basis partai lain. Bahkan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga memiliki citra politik yang positif kala itu.

Survei terakhir, jika publik bisa menyuarakan aspirasi mereka apakah ketua umum partai sebaiknya mencalonkan diri sebagai ketua umum partai, Prabowo Subianto ternyata menempati ranking tertinggi sebanyak 67 persen.

Disusul Hatta Rajasa 61 persen, SBY 52 persen sementara Aburizal Bakria dan Megawati masing-masing 45 persen dan 37 persen.

“Menurut publik, Megawati bahkan sebaiknya tidak lagi mencalonkan diri sebagai ketua umum PDIP sebanyak 51 persen lebih besar ketimbang dukungannya,” sebut Direktur Eksekutif LSI Dodi Ambardi belum lama ini.

Merosotnya kepercayaan publik, kata Dodi juga karena berkaitan kinerja dan ketokohan mereka yang semakin jauh dari ekspektasi publik.

Tidak hanya itu, LSI mencatat saat ini, fungsi partai sebagai saluran aspirasi publik dinilai negatif. Parpol lebih banyak memperjuangkan kepentingan sendiri dan kelompoknya ketimbang kepentingan rakyat.

Dari hasil survei LSI, mayoritas pemilih atau konstituen menghendaki kepemimpinan partai politik secara teratur sebaiknya berganti dengan tuntutan dan dinamika bangsa bukan mempertahankan status quo seperti sekarang ini.

“Mayoritas publik juga mendukung periode dalam kepengurusan kepemimpinan partai misalnya dua periode atau satu periode saja dan itu dukungan mayoritas hampir semua segmen,” pungkasnya.SIA-MB