yunarto wijaya

Jakarta (Metrobali.com)-

Lembaga survei Charta Politika Indonesia menyatakan berdasarkan hasil survei tatap muka dengan 1.200 responden pada 3-6 Juli 2014, elektabilitas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mengungguli Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

“Dari sisi elektabilitas Jokowi-Kalla masih menggungguli Prabowo-Hatta. Jokowi-Kalla dipilih oleh 49,2 persen responden, sedangkan Prabowo-Hatta dipilih 45,1 persen, dan sisanya 5,7 persen belum menentukan pilihan,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya di Jakarta, Selasa (8/7).

Dia mengatakan populasi responden yang disurvei adalah warga negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih atau telah berusia 17 tahun ke atas.

Dalam survei itu, secara keseluruhan tingkat responden yang menyatakan sudah mantap terhadap pilihannya mencapai 78,8 persen, sedangkan yang menyatakan masih mungkin berubah berjumlah 12,3 persen responden dan sisanya 8,9 persen menjawab tidak tahu.

Menurut dia, jika ditelisik lebih lanjut, tingkat kemantapan responden yang memilih Jokowi-Kalla mencapai 83,6 persen, responden yang menyatakan masih mungkin berubah 12,6 persen dan 3,8 persen menjawab tidak tahu.

Sedangkan tingkat kemantapan respon pemilih Prabowo-Hatta mencapai 76,6 persen, yang menyatakan masih mungkin berubah 20,4 persen, dan tiga persen sisanya menjawab tidak tahu.

“Jika responden yang berganti pilihan dan belum menentukan pilihan terdistribusi secara normal maka Jokowi-JK memiliki peluang menjaga jarak elektabilitasnya. Potensi terjadinya distribusi yang tidak normal tetap ada, salah satunya karena faktor politik uang yang masif,” kata dia.

Berdasarkan survei, diketahui 51,8 persen menyatakan akan menerima uang meskipun belum tentu memilih pasangan capres yang memberikannya. Selebihnya, 17,8 persen menyatakan akan menerima dan memilih pasangan capres yang memberikan politik uang, 25,4 persen menyatakan menolak, dan lima persen lainnya menjawab tidak tahu.

Lebih jauh dia mengatakan potensi Prabowo-Hatta mengejar ketertinggalan elektabilitas diantaranya dapat disebabkan faktor kampanye hitam.

Sebab, kata dia, temuan survei menunjukkan 24,5 persen responden pemilih Jokowi-JK menyatakan kampanye hitam terhadap Jokowi-JK dapat mempengaruhi pilihannya, sebaliknya hanya 18,3 persen pemilih Prabowo-Hatta yang menyatakan kampanye hitam bisa mempengaruhi pilihannya.

“Hanya saja dengan waktu tersisa dan variasi tema yang ada, potensi Prabowo-Hatta mendapat keuntungan dari kampanye hitam menjadi lebih terbatas,” ujar dia.

Menurut hasil survei, Prabowo-Hatta unggul di wilayah Sumatera, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Sedangkan Jokowi-Kalla unggul di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. AN-MB