Foto: Suasana Kampus STMIK Primakara.

Denpasar (Metrobali.com)-

Kampus STMIK Primakara memutuskan untuk meniadakan perkuliahan secara tatap muka di kampus sebagai dampak makin meluasnya ancaman bahaya virus Corona.

Sebagai gantinya, Technopreneurship Campus yang beralamat di Jalan Tukad Badung No. 135 Denpasar dan Terakreditasi Institusi B dari BAN PT ini menggelar perkuliahan penuh online (full online learning) selama dua minggu ke depan, yakni terhitung sejak Selasa (17/3/2020) hingga Selasa (30/3/2020).

“Menyikapi perkembangan yang ada, kami memutuskan alihkan perkuliahan menjadi full online learning selama dua minggu ke depan. Jadi selama dua minggu tersebut tidak ada aktivitas perkuliahan di kampus dan aktivitas terkait lainnya juga dibatasi,” kata Ketua STMIK Primakara I Made Artana, S.Kom.,M.M., Sabtu (14/3/2020).

Ia mengatakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memang belum ada panduan atau surat edaran khusus untuk meniadakan perkuliahan tatap muka dan mengganti dengan online learning atau bahkan meliburkan mahasiwa.

Namun STMIK Primakara yang merupakan  Kampus IT Terbaik di Bali, NTT, NTB (Bali Nusra) ini mengambil inisiatif dan langkah antisipasi dengan mengalihkan perkuliahan tatap muka menjadi full online learning. Hal ini sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan mencegah meluasnya penyebaran virus Corona yang berpotensi menjangkiti mahasiswa maupun dosen dan segenap civitas akademika.

“Keselamatan, keamanan dan kesehatan mahasiswa maupun dosen dan segenap civitas akademika STMIK Primakara menjadi pertimbangan utama kami namun dengan tetap menjaga agar perkuliahan tatap berjalan. Jadi full online learning adalah solusi paling tepat,” terang Artana.

Soal kesiapan menjalankan full online learning ini,  Artana menegaskan STMIK Primakara baik secara infrastruktur teknologi dan fasilitas pendukung lainnya hingga kesiapan dosen sudah sangat siap.

“Secara infrastruktur dan kesiapan dosen kita pasti siap. Kalau aplikasi memang sudah kita pakai sejak tahun pertama,” terang Artana yang pernah  peraih Technopreneur Award dari Majalah M&I dan juga pengusaha visioner yang telah lebih dari 20 tahun bergerak dalam bidang IT, mulai dari Software Development, IT Consulting hingga Internet Service Provider (ISP).

Bahkan selama ini STMIK Primakara sejak berdiri pada 2013 lalu hingga  saat ini sudah menerapkan blended learning atau kombinasi pembelajaran tatap muka di kelas (offline) dengan pembelajaran online (e-learning).

“Secara rata-rata online learning dilakukan 3 kali pertemuan dari 14 kali pertemuan tiap mata kuliah dalam satu semester,” ungkap pria peraih penghargaan Most Outstanding Development Officer dan The Best Development Officer dari JCI Asia Pacific Development Council ini.

Ia lantas menyebutkan perkuliahan full online selama dua minggu ke depan hingga 30 Maret 2020 ini akan dievaluasi apakah tetap dilanjutkan atau kembali ke perkuliahan tatap muka di kelas tentunya dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi penyebaran virus Corona di Bali.

“Akan kita evaluasi setelah 2 minggu dengan memperhatikan kondisi saat itu,” pungkas ucap Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017 dan peraih CYEA (Creative Young Entrepeneur Award) dari Junior Chamber International ini. (wid)