ban ki-moon

PBB, New York (Metrobali.com)-

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan pejabat senior lain PBB pada Rabu (6/8) menyerukan pembentukan dana darurat kemanusiaan selama satu pertemuan tak resmi mengenai Jalur Gaza dalam Sidang Majelis Umum PBB.

Kebanyakan pembicaraan dalam Sidang dengan 193 anggota tersebut mencela Israel.

Beberapa negara juga menyerukan perluasan gencatan senjata kemanusiaan tiga-hari –yang dimulai pada Selasa pagi (5/8) waktu setempat, dan bagi pembicaraan antara Israel dan Palestina. Pembicaraan tak langsung antara kedua pihak kini diperantarai oleh Mesir.

Ban mengatakan meskipun penembakan roket oleh HAMAS dan rudal oleh Israel telah reda, “kita tak bisa beristirahat saat penderitaan berlanjut. Gencatan senjata ini telah menjadi harga yang nyaris terlalu berat untuk dipikul”.

Jumlah korban jiwa di Jalur Gaza “telah mengejutkan dan membuat mal dunia”, kata Ban, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Ditambahkannya, “lingkaran penderitaan tanpa perasaan” di Jalur Gaza, Tepi Barat Sungai Jordan dan Israel harus diakhiri.

Sebanyak 1.800 orang Palestina, kebanyakan warga sipil, dan 67 orang Israel –kebanyakan personel militer– telah tewas dalam hampir satu bulan agresi militer Israel.

“Kami akan membangun lagi, tapi ini harus jadi pembangunan kembali yang terakhir,” kata Ban. Ia menyatakan bendera PBB di seluruh dunia dikibarkan setengah tiang pada Kamis, untuk mengenang rekan staf PBB yang tewas. “Terima kasih atas keberanian kalian. Terima kasih atas pengorbanan kalian. Terima kasih karena kalian telah menyelamatkan banyak nyawa.” Yang juga memberi penjelasan kepada peserta Sidang melalui konferensi jarak jauh adalah Utusan Khusus Ban di Timur Tengah, Robert Serry; Pejabat Senior Hak Asasi Manusia badan dunia tersebut Navi Pillay; dan Kepala Lembaga Pekerjaan Bantuan PBB (UNRWA) Pierre Krahenbuhl. Wakil Kepala Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Kyung-hwa Kang hadir secara pribadi.

Duta Besar Riyad Mansour, Pengamat Tetap Palestina untuk PBB, mengucapkan terima kasih kepada organisasi dunia itu atas bantuannya, dan menyatakan PBB kehilangan 11 anggota stafnya di Jalur Gaza.

“Penjelasan hari ini mengenai kenyataan suram situasi saat ini –termasuk parahnya penderitaan manusia, kehancuran fisik dan krisis kemanusiaan– harus ditambahkan pada ringkasan kesaksian mengenai kejahatan dan ketidak-adilan yang dilakukan selama beberapa dasawarsa oleh Israel terhadap rakyat Palestina dengan kekebalan dari hukuman dan tanpa obat,” kata Riyad Mansour.

Duta Besar Ron Prosor dari Israel mengatakan krisis saat ini memperlihatkan “masyarakat internasional sekali lagi menghadapi kurangnya tinjauan masa depan dan ketidak-sediaan parah untuk bertindak … “.

Setelah Mansour dan Prosor, wakil dari Lebanon, yang berbicara atas nama Liga Negara Arab, Iran –untuk Gerakan Non-Blok– dan Arab Saudi, buat Organisasi Kerja Sama Islam, menyampaikan dukungan besar buat rakyat Palestina dan faksi HAMAS-nya –yang menguasai Jalur Gaza. Israel mengutuk Gerakan Perlawanan Islam tersebut. AN-MB