STT IBNU SINA BATAM (4)
Suasana pertemuan rombongan STT Ibnu Sina dengan manajmen STIKOM Bali.  Ir. Larizang, MT, dua dari kanan.
 
Denpasar (Metrobali.com)-
Rombongan Sekolah Tinggi Teknik (STT) Ibnu Sina, Batam, terkagum-kagum ketika mengujungi kampus STIKOM Bali. “Kayak mall aja,” kata salah seorang di antara mereka. “Persis hotel,” ujar teman lainnya.  Ya, Sabtu  (14/05/2016) rombongan STT Ibnu Sina, Batam, terdiri dari manajmen, dosen dan karyawan berjumlah 13 orang  berkunjung ke STIKOM Bali diterima oleh Ketua STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan dan jajarannya.
 
Pada kesempatan itu Dadang Hermawan menjelaskan tentang nama STIKOM Bali. “Seperti halnya sekolah tinggi komputer lain, nama lembaga ini adalah STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer), sedang STIKOM Bali adalah namanya. Jadi lengkapnya STMIK STIKOM Bali tapi orang lebih senang menyebut STIKOM Bali karena sudah menjadi tarde merk kami,” terang Dadang Hermawan; barulah rombongan dari Batam ini paham.
 
Pimpinan rombongan, Ir. Larisang, MT yang juga Ketua STT Ibnu Sina mengatakan, tujuan kungjungan ini adalah ingin mendapat masukan dari STIKOM Bali bagaimana mengelola lembaga pendidikan ICT ini sehingga perkembangannaya begitu fenomenal dan terdengar sampai di Batam. “Hal inilah yang membuat kami tertarik untuk datang. Sebab usia  STT Ibnu Sina dan STIKOM Bali hampir seumur, kami berdiri 2001, sedangkan STIKOM Bali berdiri 2002 tapi perkembangan STIKOM Bali sangat fenomenal,” kata Larisang.
 
Setelah diterima Dadang Hermawan, selanjutnya Larizang dan rombongannya berdisklusi dengan manajemen STIKOM Bali yang diwakili oleh Ni Ketut Ari Jayanti, ST., M.Kom (Kepala Pusat Jaminan Mutu), Dandy Pramana Hostiadi, S.Kom., MT (Kabag Pengembangan Kemahasiswaan),  Ricky Aurelius Nurtano Diaz, S.Kom., MT., dan Ratna Kartika Wiyati, SE (Kabag Keuangan dan Akuntansi).
 
Setelah berdiskusi sekitar 30 menit selanjutnya Larizang dan jajarannya mengunjung laboratorium multimedia, robotics,   forensic dan IT security, networking dan ruang perpustakaan.
 
“Banyak masukan kami dapat  yang tentunya sangat bermanfaat bagi kami untuk diterapkan di Ibnu Sina,” kata Larizang sebelum meninggalkan kampus STIKOM Bali. RSN-MB