Sumber: unsplash

Industri modern seperti sekarang ini banyak yang memanfaatkan batubara sebagai bahan bakar. Seperti yang Anda tahu bahwa batubara menjadi salah satu bahan tambang yang semakin lama semakin habis. PT SIG berusaha untuk membatasi penggunaan batubara dalam memproduksi semen. Terdapat strategi menarik yang dilakukan oleh Hendi Prio Santoso selaku Direktur Utama PT SIG.

Strategi Hendi Prio Santoso

Pemanfaatan batubara untuk industri memang sudah menjadi hal yang umum. Akan tetapi sebenarnya ada cara lain yang bisa dilakukan untuk melakukan penghematan batubara. Hendi Prio Santoso memiliki gagasan yang luar biasa untuk mengurangi penggunaan batubara dalam kegiatan industri.

Dia mampu melihat permasalahan yang terjadi di Indonesia terutama dalam penanganan sampah. Di negara ini, sampah menjadi masalah yang sangat serius dan perlu perhatian khusus. Direktur utama PT SGI ini memiliki pemikiran untuk memanfaatkan sampah sebagai pengganti batu bara. gagasan tersebut muncul karena melihat masalah sampah di Indonesia yang seolah tidak terselesaikan.

Ada begitu banyak sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti batu bara. Selain itu, prestasi Hendi Prio Santoso juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan dalam pengelolaan sampah mulai dari mengurangi penggunaan, memakai ulang dan juga merecycle sampah.

Bukan hanya Hendi Prio Santoso saja yang berusaha untuk membuat program pengolahan sampah, perusahaan atau PT SIG juga ikut serta dalam mengelola sampah agar dapat dijadikan sebagai bahan bakar industri. Inovasi dalam pemanfaatan sampah untuk kegiatan industri menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat dalam mengurangi sampah.

Pengolahan sampah yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan pengganti batu bara, terbukti mampu memberikan dampak yang positif untuk lingkungan. Penggunaan sampah sebagai bahan bakar dapat dilakukan secara terus-menerus sehingga masalah sampah akan dapat berkurang.

Pemanfaatan Sekam Padi

Salah satu ide yang sangat menarik dari seorang Hendi Prio Santoso adalah pemanfaatan sekam padi. Gagasan yang dimilikinya membuat direktur utama PT SIG ini mendapatkan penghargaan sebagai CEO terbaik dalam penghargaan top BUMN award tahun 2020.

Beberapa pabrik yang tersebar di berbagai daerah sudah memanfaatkan energi alternatif ini. Sekam padi memang sangat mudah terbakar sehingga dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar batubara. Selain memanfaatkan sekam padi, serbuk gergaji juga menjadi bahan yang ikut dimanfaatkan.

Pemanfaatan Sabut Kelapa dan Limbah Tembakau

Untuk bisa mengurangi penggunaan batubara, salah satu pabrik yang lokasinya berada di Tuban sudah memanfaatkan limbah berupa sabut kelapa. Limbah-limbah seperti ini memang apabila dibuang secara sembarangan dapat mencemari lingkungan. Limbah sejenis seperti sabut kelapa yang ada di Jawa timur diambil kemudian dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Selain itu, sampah lain yang juga ikut dimanfaatkan di Jawa timur antara lain seperti biji jagung, limbah tembakau dan juga sekam padi yang ada di wilayah tersebut. Jumlah sampah sejenis sabut kelapa yang digunakan sudah sangat banyak karena dimulai dari tahun 2008. Hingga saat ini pemanfaatan limbah tembakau juga terus digunakan bahkan mencapai sekitar 244 ton di tahun 2020.

3. Pemanfaatan sampah perkotaan

Salah satu pabrik yang berada di wilayah Jawa tengah atau tepatnya di Cilacap sudah memanfaatkan sampah sampah-sampah tersebut. Sampah diolah terlebih dahulu di tempat pengelolaan sampah terpadu kemudian dijadikan sebagai bahan bakar alternatif dalam kegiatan produksi.

PT SIG bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup di wilayah Cilacap serta pemerintah di Jawa tengah untuk bisa memanfaatkan sampah perkotaan sebagai bahan bakar. Dengan memanfaatkan sampah perkotaan, diharapkan lingkungan lebih bersih dan terbebas dari tumpukan sampah yang mengganggu.

Prestasi Hendi Prio Santoso kini berhasil membawa PT SGI menjadi salah satu perusahaan yang ikut melestarikan lingkungan. Penggunaan bahan bakar batubara dapat dikurangi dengan memanfaatkan sampah sampah atau limbah yang bisa ditemukan di tengah masyarakat.

Editor : Sutiawan