Foto: (dari kanan ke kiri) Ketua STMIK Primakara Made Artana, Staff Khusus Kementerian Koperasi & UKM Republik Indonesia (Bidang Ekonomi Kreatif) Fiki Chikara Satari, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Agus Sistyo dan Dewan Pembina STMIK Primakara Ida Bagus Agung Gunarthawa usai diskusi “Riding The Wave of The Digital Economy” di Kampus STMIK Primakara, Kamis (27/5/2021).

Denpasar (Metrobali.com)-

Fiki Chikara Satari, Staff Khusus Kementerian Koperasi & UKM Republik Indonesia (Bidang Ekonomi Kreatif) mengapresiasi keberpihakan nyata dan berbagai program pemberdayaan digitalisasi UMKM dan pendampingan UMKM go digital yang dilakukan kampus STIMIK Primakara.

Apa yang dilakukan kampus yang mengusung Technopreneurship Campus (Kampus Pencetak Technopreneur/Wirausaha Berbasis Teknologi) ini sangat sejalan dengan program-program Kemenkop UKM yang mendorong sebanyak-banyaknya UMKM masuk (onboarding) di platform digital atau digitalisasi UMKM alias UMKM go digital.

“STMIK Primakara ini bisa mengambil peran strategis dalam pengembangan UMKM masa depan, bukan hanya di Bali tapi Indonesia. Apa yang telah dilakukan STMIK Primakara sangat relevan dengan kondisi industri dan UMKM saat ini yang membutuhkan bantuan, pendampingan, mentor-mentor untuk bisa onboarding di platform digital,” kata Fiki.

Hal ini disampaikan Fiki saat hadir sebagai pembicara dalam diskusi “Riding The Wave of The Digital Economy” di Kampus STMIK Primakara di Jalan Tukad Badung No. 135 Denpasar, Kamis (27/5/2021).

Hadir juga Ketua STMIK Primakara Made Artana, Dewan Pembina STMIK Primakara Ida Bagus Agung Gunarthawa, Agus Sistyo Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, serta para startup binaan Inkubator Bisnis Primakara.

Fiki mengungkapkan dari sisi jumlah, UMKM di Indonesia mencapai 98 persen (65 juta lebih) dari total pelaku usaha namun masih minim UMKM yang onboarding di platform digital atau UMKM go digital. Di akhir tahun 2019 hanya ada 8 juta UMKM (12 persen) yang masuk di platform digital. Tahun ini jumlah UMKM yang onboarding di platform digital menjadi 19 persen (12,5 juta lebih).

“Target Presiden Jokowi pada 2024 harus ada 30 juta UMKM onboarding di platform digital. Ini target kita bersama, pemerintah tidak bisa sendiri harus dibantu stakeholder, bagaimana UMKM bisa bertahan dan memenangkan persaingan,” ujar Fiki.

Dikatakan saat ini masih ada empat hal yang menjadi tantangan digitalisasi UMKM. Pertama literasi digital UMKM masih rendah. Kedua, kapasitas produksi kecil. Ketiga, kualitas produksi belum konsisten atau cenderung rendah. Keempat akses pasar belum optimal.

“UMKM kita terlambat masuk ke digitalisasi di waktu yang seharusnya. Sekarang tugas kita bersama memperkecil ketertinggalan itu,” kata Fiki yang sebelumnya juga merupakan pelaku UMKM di sektor ekonomi kreatif.

Ia pun mengajak UMKM bersiap menghadapi disrupsi digital gelombang kedua yang tengah berjalan. Dimana ada peluang-peluang baru bagi UMKM seperti di sektor agritech dan foodtech, healthtech, edutech, interactive experience & games, hingga fintech.

“Para startup harus bareng-bareng, harus berkoalisi, membangun ekosistem. Analoginya seperti superhero Marvel, DC, Justice League, yang bersatu (untuk melawan villain/penjahat),” pungkasnya.

Sebelumnya Ketua STMIK Primakara Made Artana memaparkan berbagai upaya kampus ini membantu dan mendampingi para pelaku UMKM Bali untuk go digital serta juga upaya Technopreneurship Campus ini mencetak technopreneur atau pelaku startup teknologi baru.

“Kita tidak bisa menghentikan gelombang disrupsi digital, tapi bisa berenang dan berselancar agar tidak tenggelam. Maka sejak 2013 berdiri STMIK Primakara sebagai Technopreneurship Campus (kampus pencetak Technopreneur) dengan dukungan kurikulum, event, dan ekosistem startup,” papar Artana.

Terkait dengan event dan ekosisten startup, STMIK Primakara setiap hari Jumat menggelar aktivitas Startup Day sebagai wahana edukasi dan sharing tentang startup. Lalu ada event Bali Startup Camp, salah satu camp startup terbesar di Bali, dimana para peserta diajak membuat startup hanya dalam 48 jam.

Event yang tidak kalah menarik adalah Bali Startup Expo yang digulirkan sejak tahun 2016 yang menjadi ajang pameran produk startup mahasiswa STMIK Primakara sekaligu ajang edukasi tentang startup bagi masyarakat umum. Bali Startup Expo ini digelar di mall-mall ternama di Bali.

Artana juga menerangkan STMIK Primakara juga menjadi tempat penyelenggaraan event Global Game Jam. Kampus bertabur prestasi yang sudah mengantongi dua sertifikat ISO yakni ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018 yang diraih di akhir tahun 2020 ini juga menjalin kolaborasi dengan TVRI baru-baru ini menghadirkan program TVRI Edukasi Startup.

Kampus IT terbaik di Bali dan Nusa Tenggara ini juga punya link (jaringan) dengan komunitas startup internasional dimana Inkubator Bisnis Primakara tergabung dalam ABINet, ASEAN Business Incubator Network. Kampus yang masuk peringkat 170 di nasional untuk rangking perguruan tinggi di Indonesia di tahun 2020 juga memberikan keberpihakan serius terhadap digitalisasi UMKM. Hal ini dibuktikan dengan program mahasiswa STMIK Primakara mendampingi digitalisasi UMKM di Kota Denpasar.

Program ini bagian dari MK Company Visi. Satu kelompok (3 orang) mahasiwa mendampingi 1 UMKM di Kota Denpasr dengn durasi 3 bulan yang saat ini dilaksanakan bekerjasama dengan  Dinas Koperasi UKM Kota Denpasar.

Sebelumnya STMIK Primakara juga dipercaya menjadi mitra Pemkot Denpasar melaksanakan Pandemic Incubation Program (PIP) pertama di tahun 2020 dan yang kedua di tahun 2021. PIP ini merupakan program workshop, stimulus modal usaha dan pendampingan untuk mencetak pelaku UMKM baru di masa pandemi Covid-19.

Yang terbaru, STMIK Primaka juga diajak bekerjasama menjalankan program UMKM Bali Bangkit Bersama Bank BPD Bali yang digulirkan Bank BPD Bali serangkaian memperingati HUT ke-59 Bank BPD Bali dengan tujuan juga mendorong digitalisasi UMKM di Bali. Program ini juga memberikan stimulus modal usaha bagi 59 UMKM terpilih.

“Pandemi adalah momentum UMKM melakukan transformasi ke dalam ekosistem digital. Kondisi sekarang ini seperti blessing in disguise, hal-hal sulit jadi berkah tersembunyi. Masyarakat dipaksa menjadi entrepreneur dan UMKM mau tidak mau harus belajar berenang dan berselanjar dalam gelombang disrupsi digital agar tidak tenggelam dan hilang,” pungkas Artana.

Dewan Pembina STMIK Primakara Ida Bagus Agung Gunarthawa menambahkan salah satu kunci sukses digitalisasi UMKM dan agar UMKM bisa meningkatkan skala usahanya (scale up) dalam dengan kolaborasi, menjalin kerjasama dan sinergi hexa helix yang melibatkan akademisi, sektor bisnis, pemerintah, media, komunitas, dan institusi keuangan/agregator.

Ia juga mengungkapkan akan ada follow up secara kelembagaan untuk jalinan kerjasama antara STMIK Primakara dan Kementerian Koperasi dan UMKM dalam upaya mempercepat digitalisasi UMKM di Bali.

Hal yang sama disampaikan Fiki Chikara Satari, Staff Khusus Kementerian Koperasi & UKM Republik Indonesia (Bidang Ekonomi Kreatif) mengenai peluang kolaborasi dengan STMIK Primakara untuk mendorong digitalisasi UMKM dan menjadikan UMKM tulang punggung dan pahlawan membangkitkan perekonomian di masa pandemi.

“Kampus ini sudah banyak jadi mitra pemerintah daerah di Bali. Saya rasa STMIK Primakara bisa jadi mitra strategis Kemenkop UKM dalam hal digitalisasi UMKM. Sebab saat krisis UMKM selalu jadi striker, pahlawan,” pungkas Fiki. (wid)