PMKRI

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota biasa PMKRI cabang Denpasar yang telah lolos seleksi penerimaan anggota baru (MPAB-MABIM) dan telah dilantik, Minggu (5/10), mengakui bahwa tercerabutnya peran intelektual mahasiswa dari realitas sosial masyarakat karena mahasiswa tidak menyadari tanggung jawab moralnya untuk mendedikasikan intelektualitasnya untuk kemaslahatan hidup bersama. 

Karena itu, anggota  baru yang lahir pada usia emas (50 tahun) PMKRI cabang Denpasar merasa bersyukur bisa bergabung di PMKRI. Elsa Wulansari Mane, salah satu anggota biasa yang lulus seleksi penerimaan, itu mengatakan setelah mengikuti rangkaian proses penerimaan anggota baru, ia menilai arah pembinaan dan perjuangan sosial kemasyarakatan PMKRI mendedikasikan intelektualitas kader untuk terlibat dalam mengurai berbagai persoalan sosial kemasyarakatan. 

“PMKRI menyebutnya dengan konsep intelektual populis. Ini sama maknanya  dengan intelektual organik-nya Antonio Gramsci,” ujar Elsa, usai pelantikan di sekretariat PMKRI cabang Denpasar.

Mahasiswi jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Undiknas Denpasar ini mengatakan, konsep intelektual populis (selain spirit kristianitas dan fraternitas) itu ternyata menjadi spirit yang menggerakan kader PMKRI untuk hadir dalam realitas sosial masyarakat, dan berperan aktif untuk turut menawarkan solusi untuk mengurai berbagai persoalan sosial kemasyarakatan. 

“Saya sangat tertarik ternyata pilihan perjuangan PMKRI itu berpihak pada kaum tertindas,” katanya.

Lebih lanjut Elsa mengatakan, ia dan teman-temannya sangat terkesan dengan pengalaman selama proses penerimaan anggota. Dijelaskan Elsa, untuk merangsang kepekaan sosial, dan menumbuhkan spirit intelektual populis, mereka melakukan ekskursi sosial, diterjunkan ke pasar menemui kelompok masyarakat kecil dan turut mengalami pengalaman bersama mereka. 

“Kelompok saya menemui penjual sate. Di pasar, saya membakar sate dan menawarkan kepada pembeli. Saya bagikan ilmu manajemen saya. Ini benar-benar menumbuhkan kepekaan sosial,” katanya.

Lebih lanjut, ia berharap anggota biasa PMKRI yang baru dilantik itu ke depan hendaknya bisa terlibat aktif dalam berbagai proses pembinaan dan terlibat aktif dalam berbagai ruang dialetika organisasi. “Kami akan membagi waktu kuliah dan kegiatan organisasi dengan baik agar bisa terlibat aktif dalam dinamika organisasi,” pungkas Elsa. JAK-MB