IMG-20171011-WA130
Hingga kini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) masih menetapkan status awas ( Level IV)/MB
Karangasem, (Metrobali.com) –
Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi. Hingga kini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) masih menetapkan status awas ( Level IV). Dorongan magma ke permukaan masih berlangsung sehingga muncul rekahan di kawah Gunung Agung. Dari rekahan tersebut keluar asap putih bertekanan rendah dengan tinggi 50-200 meter. Asap tersebut adalah proses uap air yang terpanaskan. Secara visual belum terlihat tanda-tanda letusan Gunung Agung. Radius berbahaya yang harus dikosongkan sesuai rekomendasi PVMBG adalah radius 9 kilometer dari puncak kawah dan 12 kilometer di sektor utara – timur laut dan sektor tenggara – selatan – barat daya.
Tidak adanya peralatan di puncak kawah menyebabkan tidak dapat diketahui kondisi visual gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl tersebut. Untuk melakukan pemantauan puncak kawah dan lingkungan sekitar Gunung Agung, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama PVMBG menerbangkan drone atau pesawat tanpa awak.
Kepala BNPB, Willem Rampangilei menginisiasi penggunaan drone untuk memantau kawah Gunung Agung. “Kita harus kerahkan drone yang memiliki spesifikasi khusus terbang tinggi yang mampu mendokumentasikan semua fenomena di kawah. Tanpa drone kita tidak tahu apa yang terjadi. Citra satelit tidak dapat setiap saat memantau perkembangan kawah. Oleh karena itu, drone menjadi pilihan yang terbaik. Aman, efektif dan update,” kata Willem, Rabu 11 Oktober 2017.
BNPB mengerahkan lima unit drone dengan spesifikasi berbeda. Tiga unit drone fixed wing yaitu Koax 3:0, Tawon 1..8 dan Mavic, sedangkan dua unit drone jenis rotary wing adalah multi rotor M600 dan Dji Phantom.
Mengingat tinggi Gunung Agung sekitar 10.400 kaki, maka diperlukan drone yang memiliki kemampuan terbang tinggi. Tidak banyak drone yang memiliki kemampuan terbang tinggi. Rata-rata drone didesain terbang pada ketinggian 7.000 kaki, sehingga saat diperlukan untuk terbang tinggi tidak banyak yang tersedia. Drone Koax 3:0 dan Tawon 1.8 memiliki kemampuan terbang hingga 13.000 kaki. “Mesin menggunakan baham bakar ethanol agar dapat terbang tinggi,” jelas Willem.
Sementara itu, drone rotary wing digunakan mampu terbang ketinggian 500 meter untuk memetakan permukiman dan alur-alur sungai. Untuk mendukung semua itu digunakan ground control station yang mobile. JAK-MB