Nairobi (Metrobali.com) –

Spesies “alien” yang menyerbu adalah salah satu ancaman terbesar bagi daerah pelestarian margasatwa di Kenya, kata seorang pejabat pemerintah pada Rabu (4/12).

Pejabat Kabinet Urusan Lingkungan Hidup Judi Wakhungu memberitahu wartawan di Nairobi bahwa spesies tanaman itu telah mampu menggantikan spesies asli di wilayah pelestarian margasatwa.

“Oleh karena itu, Kenya mengkaji semua hukumnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup guna meningkatkan pemantauan atas spesies yang menyerbu tersebut,” kata Wakhungu selama peluncuran Strategi Nasional bagi Penanganan Spesies Penyerbu.

Saat ini, Kenya tak memiliki hukum menyeluruh atau kebijakan yang secara khusus menangani spesies yang menyerbu. Sasaran akhir strategi itu ialah melestarikan dan memulihkan ekosistem kesehatan yang merupakan daerah perlindungan margasatwa.

Spesies asing itu datang dalam bentuk tanaman, hewan dan mikroba yang telah memasuki berbagai wilayah dari bermacam bagian dunia.

Wanita pejabat tersebut mengatakan meskipun tak semua spesies “alien” akan menjadi penyerbu atau mengancam lingkungan hidup, ada kebutuhan akan kebijakan yang jelas.

“Ini perlu akibat potensi dampak mereka yang berjangkauan luas, ketika semua itu menjadi penyerbu,” kata pejabat kabinet Kenya tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis. Sejenis ikan dari Nil, yang diperkenalkan di Danau Victoria telah memiliki hasil gabungan.

“Hewan itu telah meningkatkan berkah bagi nelayan tapi juga telah mengakibatkan hilangnya spesies asli danau tersebut,” katanya.

Wakhungu mengatakan pengenalan spesies penyerbu dapat secara tak sengaja atau sengaja. “Metode sengaja kebanyakan dilatar-belakangi oleh lingkungan ekonomi dan pertimbangan sosial,” kata wanita pejabat itu.

Ia menambahkan pencegahan spesies asing baru yang menyerbu mesti dilakukan secara sungguh-sungguh. “Ini disebabkan mereka mengakibatkan kerusakan sangat besar dan menjadi kian merajalela serta sulit ditangani, jika spesies tersebut sudah ajek, atau tak berubah,” katanya.

Direktur Suaka Margasatwa di Kementerian Lingkungan Hidup Stephen Manegene mengatakan Kenya adalah penandatangan bermacam kesepakatan dan konvensi yang menangani spesies penyerbu secara global.

Ia mengatakan pentingnya daerah perlindungan yang berkaitan dengan dengan pelestarian dan pemulihan keragaman hayati tak bisa dilakukan secara berlebihan.

“Semua zona ini memainkan peran penting dalam penyesuaian dengan perubahan iklim, yaitu salah satu ancaman yang muncul dan dihadapi keragaman hayati serta ekosistem lain,” katanya. (Ant/Xinhua-OANA)