Foto: Anggota Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra, M.H.,M.Kn., (Amatra) melaksanakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada Generasi Muda di Gedung Big Garden, Denpasar, pada Selasa  (9/8/2022).

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Badan Sosialisasi MPR RI Dapil Bali, AA Bagus Adhi Mahendra Putra, M.H.,M.Kn., (Amatra) berharap generasi milenial dapat memahami secara utuh empat pilar MPR RI. Sehingga generasi millenial dapat terus melestarikan dan menerapkan didalam kehidupannya sehari-hari.

“Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Bhinneka Tinggal Ika harus diterapkan sehari-hari,” kata AA Bagus Adhi Mahendra Putra yang akrab dipanggil Amatra dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI berlangsung di Gedung Big Garden, Kota Denpasar, pada Selasa (9/8/2022).

Kegiatan sosialisasi empat Pilar MPR RI untuk para generasi millenial dari kalangan mahasiswa dan organisasi kepemudaan di Kota Denpasar ini.

Saat ini Indonesia berada pada fase bonus demografi, di mana mayoritas penduduk Indonesia adalah usia produktif. Penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh kalangan muda, generasi millenial dan generasi Z.

Nasib Indonesia ke depan mau seperti apa, itu tergantung para generasi millenial. Mereka semua menjadi ujung tombak dalam mewujudkan nilai-nilai dari Pancasila dalam menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kehidupan seperti ini telah diwariskan oleh para pahlawan dan ulama-ulama yang mendirikan bangsa ini,” tutur Amatra yang akrab juga disapa Gus Adhi.

Anggota Komisi II DPR RI ini menyampaikan agar para generasi millenial harus ambil bagian untuk merawat bangsa ini. Indonesia merupakan warisan para pahlawan dan Pejuang Kemerdekaan.

“Kemerdekaan yang diraih dengan peluh keringat dan tetes darah para pejuang pahlawan bangsa, bukanlah sebuah tujuan akhir. Kemerdekaan adalah pintu gerbang untuk mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Karena itu, diperlukan konsepsi kebangsaan dan kenegaraan, antara lain yang berkaitan dengan dasar falsafah negara, konstitusi negara, bentuk negara, dan wawasan kebangsaan yang sesuai dengan karakter ke-Indonesiaan,” papar Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini.

Selanjutnya Amatra menyampaikan peran generasi muda juga sangat penting, baik sebagai generator pembangunan maupun sebagai agen perubahan yang mendorong lahirnya inovasi. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, peran generasi muda menjadi semakin penting, khususnya sebagai sumberdaya potensial yang dapat mendukung kinerja pemerintah dalam mengatasi dampak pandemi,”

“Jadi jangan pernah ragu tampil terdepan mengisi kemerdekaan untuk melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa demi kemajuan, kemakmuran dan kuatnya bangsa Indonesia,” imbuh wakil rakyat berhati mulia, gemar berbagi dan dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini.

Saat ini arus globalisasi berjalan begitu deras. Menghadapi tantangan global yang syarat dengan kemajuan teknologi, generasi millenial Indonesia diharapkan senantiasa dapat berpegang teguh terhadap nilai empat pilar MPR RI.

Internet sebagai salah satu hasil revolusi di bidang komunikasi menjadi jendela dunia yang dapat memberikan informasi dengan cepat. Perkembangan teknologi tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif. Untuk itu diperlukan pemahaman dan penanaman nilai-nilai empat pilar kepada pemuda penerus bangsa. Ini sebagai benteng dalam menghadapi dampak negatif arus global.

“Kita tidak dapat lari dari kemajuan zaman ini, jika kita diam, maka kita akan tertinggal. Kita semua khususnya para generasi muda aware dengan perkembangan teknologi yang ada,” kata Amatra yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI dan Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali ini.

Bukan hanya menjadi konsumen bagi kemajuan tapi harus menjadi trend centre bagi perubahan. Kita harus beradaptasi dengan perkembangan yang ada, dengan membawa dan berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan kita.

“Sehingga, dengan begitu Indonesia akan terus bergerak maju tanpa harus kehilangan jatidiri dan karakter bangsa kita,” sambung Amatra.

Tantangan berat yang kita hadapi di masa kini dan masa depan tidak hanya satu arah. Melainkan banyak arah termasuk media sosial. Karenanya generasi millenial yang menjadi penerus bangsa ini harus dikuatkan lagi karakter kebangsaannya.

“Kita jangan menjadi konsumen dan produsen berita-berita hoaks, ujaran kebencian dan perilaku-perilaku yang mengarah kepada intoleransi yang dapat mengancam persatuan masyarakat Indonesia,” pungkas politisi Golkar asal Kerobokan, Badung itu. (dan)