Gianyar, (Metrobali.com)
Bupati Gianyar sempat spontan melontarkan bahwa status SMK negeri 3 Sukawati atau kokar diusulkan untuk dirubah menjadi SMA negeri rupanya menimbulkan pro dan kontra. Bahkan kalangan seniman menilai jika Kokar adalah sekolah seni satu-satunya di Gianyar yang memiliki history dan berkontribusi bagi perkembangan seni di Gianyar. syukurnya, Bupati pun memastikan tidak ada usulan agar Kokar dirubah.
Salah seorang seniman asal Singapadu, Sukawati menyebutkan, jika Kokar ditutup akan melukai dan menghilang histori sekolah yang sudah banyak mencetak seniman muda. Bahkan, kontribusi SMK Negeri 3 Sukawati dalam bidang seni telah diakui, baik dikabupaten maupun diluar kabupaten. Setiap Hut Kabupaten Gianyar selalu mengisi pembukaan pawai. Ketika berlangsung PKB selalu berpartisipasi dalam pawai dan penutupan dengan sendratarinya yang selalu memukau.
Dinkonfirmasi, terkait perubahan status tersebut, Senin (8/7/2020), Bupati Gianyar Made Mahayastra mengatakan dalam usulan pembangunan dua SMA Negeri untuk mengatasi masalah kekurangan sekolah, tidak ada usulan terkait pemilihan tempat dan lokasi sekolah. Apa lagi merubah status Kokar menjadi SMA Negeri 2 Sukawati. “Ndak ada dalam usulan surat itu, kita meminta di Gianyar ada penambahan 2 SMA Negeri di Sukawati dan di Gianyar setelah itu silahkan dari Pemprov untuk melakukan kajian” jelasnya.
Ia mengatakan surat usulan penambahan dua sekolah SMA di Sukawati dan Gianyar telah dikirimkan  ke provinsi dan dipastikan tidak berisi usulan ada perubahan status kokar. Mengingat kokar satu-satunya sekolah dengan jurusan seni di Gianyar. “Hal Itu yang ada di surat yag sudah kirim ke provinsi,  tidak ada perubahan status” ungkapnya.
Sementara terkait apa yang disampaikannya Senin (6/7/2020) lalu, Bupati mahayastra mengatakan agak keseleo dan spontan kepala sekolah yang bilang salah satu SMK di Batubulan  tidak jalan. Sebelumnya, Bupati Gianyar sempat melontarkan bahwa status SMK negeri 3 Sukawati atau kokar diusulkan untuk dirubah menjadi SMA negeri karena sudah tidak jalan. Hal itu diucapkan saat memberikan keterangan hasil rapat bersama sejumlah kepala sekolah SMA terkait permasalah siswa di Gianyar yang tercecer dan tidak mendapatkan sekolah. (Ctr)