antre 3
Denpasar (Metrobali.com)-

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggandeng TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut untuk mengawal distribusi dan produksi di sektor hulu Migas. Kedua istitusi ini telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Nusa Dua, Bali.

Sekretaris SKK Migas, Gede Pradnyana menuturkan, sebelumnya istitusinya telah meneken MoU dengan Polri. “Energi (Migas) dan ketahanan nasional ibarat dua sisi mata uang. Kerja sama ini bertujuan memberikan pemahaman di KKKS tentang hal yang menjadi tupoksi TNI/Polri, bisa memberikan pemahaman industri hulu migas.,” kata Gede di Nusa Dua, Bali, Rabu 19 November 2014.

Bagi SKK Migas, MoU dengan TNI merupakan hal penting. MoU itu untuk memberikan payung hukum bagi pelibatan TNI dalam membantu pengamanan aset dan kegiatan operasional KKKS di wilayah kerja mereka. “Jadi, MoU ini merupakan payung hukum bagi kita untuk mengucurkan anggaran. TNI/Polri bertugas memberikan jasa dan peralatan pengamanan,” katanya.

Sementara itu, soal nilai kerja sama yang disepakati Gede tak mau membeberkannya secara rinci. Yang pasti, katanya, nilainya di bawah Rp2 miliar perhari.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Gatot Nurmantyo menuturkan, ada banyak sekali persoalan di sektor migas yang perlu pengawalan. “Ada distribusi, kemudian ada produksi. Bayangkan saja kalau distribusi migas terhambat di suatu daerah, apa yang terjadi? Nah itulah yang harus kita kawal bersama-sama dengan aparat kepolisian juga,” kata Gatot.

Dalam melakukan pengamanan, Gatot mengaku institusinya bersinergi dengan Polri. “Keamanan polisi yang di depan. Kita akan membantu. TNI/Polri tidak ada masalah. Kalau pecah bentrok itu kan perorangan saja, oknum-oknum saja. Kita punya kendaraan dan alat-alat yang kita siapkan untuk mengawal migas. Fungsi kontrol nanti leadernya SKK Migas,” tuturnya.

Soal teknis kerja samanya, Gatot mengaku tengah dilakukan pembahasan intensif. Namun yang pasti, ia melanjutkan, ada banyak sekali penyelundupan dan pencurian minyak dan gas yang terjadi di beberapa daerah. “Banyak daerah yang berpotensi kita waspadai. SKK Migas yang tahu persis daerah yang mesti jadi prioritas,” imbuhnya.

Pada saat yang sama, Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Marsetio mengaku telah mengerahkan kapal-kapal untuk mengamankan wilayah laut Indonesia. “Kapal kita sudah berada di setiap perbatasan. 40 kapal. Panjang dan luas wilayahnya. Bergantian ada siklusnya. Standby terus,” tegasnya. AN-MB