SONY DSC
Denpasar (Metrobali.com)-

Perayaan Hari Siwaratri, Rabu (29/1) digelar secara khusus oleh Yayasan Paiketan Sagna Pawana Shanti, Denpasar dengan menggelar Pasraman Pemangku. Caleg DPR RI dari PDIP Bali, DR I Wayan Candra SH MH didaulat untuk berbicara tentang konsep kepemimpinan menurut agama Hindu.
Acara yang berlangsung di Balai Banjar Jaba Pura, Padang Sambian Klod, itu berlangsung meriah diikuti oleh ratusan pamangku serta krama Bali. Hadir pula pengurus Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali. “Acara ini untuk meningkatkan pemahaman umat mengenai agama Hindu. Agar tidak hanya memahami soal bebantenan saja,” kata pembina Paiketan Nyoman Tanan Jaya.
Menurut dia, umat Hindu dan khususnya para pamangku harus memahami dinamika kehidupan masyarakat agar nantinya dapat memberikan pencerahan yang dibutuhkan. Dengan demikian, kata Tananjaya, umat Hindu akan selalu siap menghadapi perubahan serta tantangan zaman. Selain soal kepemimpinan, peserta juga mendapatkan materi mengenai sejarah agama Hindu serta tatanan upacara dan upakara.
Dalam materinya, Candra menegaskan perlunya umat Hindu untuk berjuang menjadi pemimpin di segala bidang. Sebab, para pemimpin itu nantinya yang bisa diharapkan memberikan arah dan menyelesaikan masalah sesuai ajaran agama Hindu. “Di level nasional, provinsi hingga kabupaten harus kita siapkan kader-kader yang mampu menjadi pemimpin,” tegas Caleg nomor urut 7 ini.
Menurut ajaran Hindu, kriteria kepemimpinan yang tepat, ditetapkan dalam ajaran Asta Brata atau delapan pedoman. Yakni, pertama Indra Brata. Artinya, pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Indra sebagai pemberi kesejahteraan pada rakyat. Kedua, Yama Brata, yakni menciptakan hukum dan menegakkan hukum secara adil dan tidak diskriminatif. Ketiga, Surya Brata atau mampu memberikan pencerahan bagi warganya.
Keempat, Candra Brata yakni memperlihatkan wajah yang tenang dan berseri-seri sehingga masyarakat yang dipimpinnya merasa yakin akan kebesaran jiwa dari pemimpinnya. Kelima, Bayu Brata yakni memiliki wawasan yang luas. Keenam, Kuwera Brata yakni hidup hemat. Ketujuh, Baruna Brata yang berarti memberantas semua penyakit. Dan kedelapan, Agni Brata yang berarti bisa memberi motivasi.
Candra yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Klungkung selama 2 periode menyatakan, dalam dunia nyata tantangan terberat yang dihadapi adalah adanya para pembisik yang selalu mengarahkan keputusan bertentangan dengan prinsip ajaran Hindu. Untuk menghadapinya, menurut Candra, seorang pemimpin harus terus menerus belajar sehingga setiap bisikan dan laporan bisa dipertimbangkan dengan matang. “Jangan sampai hanya asal bapak senang (ABS-red),” tegasnya. RED-MB