Klungkung (Metrobali.com)-
Pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Desa Manduang, Klungkung dan Desa Aan, Banjarangkan, Klungkung tepatnya di atas Sungai Jinah, belum juga terselesaikan. Pengerjaan yang sudah memasuki minggu ke-20 harusnya sudah mencapai 92%, namun fakta di di lokasi pembangunan hanya sekitar 20% saja.

Minggu (25/11) kemarin, pantauan di lokasi menunjukkan belasan pekerja nampak sibuk memasang tiang-tiang baja berukuran besar, seluruhnya dikerjakan secara manual, meskipun batas waktu pengerjaan hanya tersisa satu bulan lagi.

Kuriman yang bertindak sebagai mandor proyek menjelaskan, lambatnya pengerjaan proyek jembatan yang diusulkan pada tahun 2006 itu karena bahan plat baja yang akan digunakan sebagai penyangga jembatan terlambat datang dari Jakarta. Lempengan-lempengan baja dengan panjang sekitar 8 meter tersebut, baru datang seminggu yang lalu, sehingga para pekerja baru dapat melanjutkan pekerjaan mereka.

Di samping itu, akses jalan menuju ke lokasi pembangunan jembatan yang terjal dan terbuat dari kerikil juga menyebabkan mobil truck pengangkut lempengan baja tidak dapat mencapai lokasi. Sehingga baja-baja itu diturunkan dengan jarak sekitar 300 meter dari lokasi. Selanjutnya para pekerjalah yang beramai-ramai menarik plat baja dengan menggunakan sistem katrol.

Semantara Kepala Desa Manduang, A.A Rai Ardika yang datang ke lokasi juga mengakui keterlambatan pembangunan jembatan di desanya. Menurut Ardika, pada Jumat (23/11) lalu dirinya sempat bertemu dengan Pelaksana proyek dari PT. Kencana Rudo yang bernama Patuh. Ketika itu, Patuh sempat mengatakan bahwa keterlambatan pembangunan jembatan disebabkan oleh lambatnya distribusi baja dari Jakarta. Meskipun  demikian, Ardika mengutip perkataan Patuh yang menyatakan akan mengejar waktu pengerjaan, sehingga proyek akan tuntas bulan depan, tepatnya tanggal 25 Desember 2012.

Di samping itu, saat ini baru hanya sekitar 60% plat baja yang datang, sehingga para pekerja masih menunggu sisanya. Lebih lanjut, walaupun pesimis proyek jembatan yang menghabiskan dana Rp 3,9 Miliyar itu akan terselesaikan tepat waktu, Ardika tetap mengaku bersyukur kalau  usulan pihak desanya untuk mendapatkan bantuan jembatan bisa direspon oleh Pemerintah Daerah Klungkung.

Jika jembatan Manduang-Aan sudah terwujud, maka para petani dari Desa Manduang yang memiliki lahan di Desa seberang (Desa Aan) tidak akan kesulitan lagi untuk mencapai lahan mereka. Para petani tersebut tidak akan menempuh jalan memutar yakni Dari Manduang menuju ke Desa Sangkan Buana, dan Desa Tihingan yang berjarak sekitar 10 kilo meter.

Oleh karena itu, jembatan yang akan dibangun sepanjang 50 meter itu, sudah sangat ditunggu-tunggu oleh warga dari kedua belah desa. Setelah jembatan Manduang-Aan ini rampung, sesuai dengan perjanjian, pihak kontraktor akan memberikan akses jalan beraspal sepanjang 100
meter dari batas jembatan menuju ke Desa Manduang, dan juga ke Desa Aan. Melihat hal tersebut, Ardika berharap pemerintah Daerah dapat  melanjutkan pengaspalan jalan dari jembatan hingga ke Desa Manduang.
Pasalnya saat ini akses jalan menuju ke jembatan itu sudah dalam kondisi rusak parah, bahkan di beberapa titik bagian tanah sudah terlihat. “Kalau tidak diteruskan maka setelah 100 meter dari
jembatan, sekitar 800 meter masih jalan aspal rusak. Jadi saya berharap ada bantuan dari pemerintah daerah untuk melanjutkan pengaspalan,” jelas Ardika. SUS-MB