gunung yang agung
Glow atau sinar api di puncak kawah Gunung Agung kembali teramati/Devy Kamil Syahbana
Karangasem, (Metrobali.com) –
Glow atau sinar api di puncak kawah Gunung Agung kembali teramati. Sebelumnya, sinar api yang menandakan suhu panas lava di permukaan tak terpantau. Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana menuturkan, sinar api mulai kembali teramati malam ini sekira pukul 20.35 WITA.
Bersamaan dengan kemunculan sinar api itu, hembusan asap gunung setinggi 3.142 mdpl itu juga semakin membumbung tinggi. Dalam laporan periodik mulai pukul 12.00 WITA hingga pukul 18.00 WITA, ketinggian asap mencapai 1,5 kilometer.
Selain itu, siang tadi gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu juga diguncang gempa tremor overscale sebanyak dua kali yang terjadi mulai pukul 14.41 WITA hingga pukul 14.59 WITA dan pukul 16.26 WITA hingga pukul 16.50 WITA.
“Sinar api mengindikasikan kemunculan lava di puncak kawah Gunung Agung,” tutur Devy, Selasa 5 Desember 2017. Hampir tiga hari terakhir, pertumbuhan lava di Gunung Agung mengalami pelambatan. Namun kini lava dengan panas 900-1.300 derajat selsius itu sudah kembali memenuhi lantai kawah Gunung Agung.
Kendati begitu, Devy menyebut lava baru memenuhi sepertiga dari luas kawah dengan diameter 900 meter yang bisa menampung 60 juta meter kubik lava. Sejauh ini, kedalaman kawah Gunung Agung yakni 200 meter.
100 meter sudah terpenuhi oleh lava. Namun, hal itu tak berarti setengah dari kawah atau 50 persennya sudah terpenuhi. Sebab, kawah Gunung Agung bukan berbentuk seperti tabung, melainkan cekung seperti mangkuk. Meski 100 meter di bawah terpenuhi, namun Devy menyebutkan jika jumlahnya tak sebesar 100 meter di atas yang belum terpenuhi material lava.
“Jadi jangan salah persepsi kalau saya bilang 100 meter dari 200 meter kedalaman kawah sudah terpenuhi lava. Jumlah yang terisi baru sepertiganya atau 20 juta meter kubik dari 60 juta meter kubik. Kenapa begitu, karena kawah Gunung Agung berbentuk seperti mangkuk. Jadi, 100 meter yang sudah terisi di bawah tidak sama dengan 100 meter di atas yang masih kosong,” jelas dia.
Ia mengakui beberapa hari terakhir terjadi pelambatan efusi atau pertumbuhan lava ke permukaan. Namun kini dengan kemunculan sinar api di Gunung Agung, berarti suplai magma ke permukaan mulai terisi kembali. JAK-MB