Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya membangun paradigma berpikir kritis di kalangan masyarakat desa pekraman. Ini dimaksudkan untuk menggugah kesadaran publik terhadap upaya peningkatan pelestarian dan pengembangan kearifan budaya Bali. Demi penguatan daya saing kebudayaan bangsa secara global.

Di samping itu, juga untuk mewujudkan generasi emas bangsa yang kreatif dan inovatif serta sadar dan peduli terhadap denyut nadi kehidupan seni budaya yang menjadi warisan adiluhung bangsa. Salah satu upaya strategis itu berupa simulasi budaya, yang dihelat di Wantilan Pengrebongan, desa Pekraman Kesiman, Denpasar, Jumat (21/11) kemarin.

Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan upaya meningkatkan peran masyarakat di tingkat desa pekraman terhadap pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali memang harus dilakukan secara simultan dan berkelanjutan. Sebab tantangan budaya globalisasi dewasa ini sangat pesat serta serba cepat dan canggih. Ini demi penguatan ruh dan taksu kebudayaan bangsa yang berbasis kearifan budaya lokal Bali.

Diakuinya, penguatan desa pekraman dapat dilakukan dengan menyinergikan konsep Tri Hita Karana di antara tatwa, dan susila serta upacara secara berimbang. Salah satunya, melalui kegiatan simulasi budaya di tingkat banjar di desa pekraman, misalnya, untuk pengembangan edukasi soft skill masyarakat. Terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Hal ini sebagai upaya menciptakan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan menyejahterakan. “Karena itu, saya meminta semua pihak terkait agar saling bersinergi dalam meningkatkan edukasi soft skill di kalangan masyarakat ke depannya,” gugahnya.

Sementara itu, Jro Bendesa Kesiman, I Made Karim, yang juga Ketua Panitia Simulasi Budaya menambahkan bahwa kegiatan simulasi ini bertujuan untuk mewujudkan pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali melalui pemberdayaan desa pekraman. Terutama peningkatan sumber daya manusia di kalangan pengurus desa pekraman dan krama banjar. Untuk penataan kelembagaan dan evaluasi secara terencana, terpadu dan terarah. “Demi kehidupan masyarakat yang lebih baik dan menyejahterakan,” tandasnya. IJA-MB