Siloam Hospitals Dorong Inovasi Perawatan Epilepsi dan Gagal Jantung
Denpasar (Metrobali.com) –
Siloam Hospitals Group sukses menyelenggarakan simposium medis bertajuk “Revolutionary Innovation, Through Collaborative Excellence in Neurology and Cardiology” di Bali Sunset Road Convention Center. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 80 dokter spesialis, dokter umum, dan tenaga medis dari Denpasar dan sekitarnya, dengan fokus mendalam pada penanganan epilepsi dan gagal jantung.
Epilepsi menjadi salah satu topik utama dalam simposium ini, pentingnya inovasi terapi untuk kasus epilepsi yang sulit diobati (intractable epilepsy). Dr. I Gusti Ayu Made Riantarini, Sp.S, dalam presentasinya “Management of Intractable Epilepsy”, mengupas strategi terkini yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas kondisi pasien dan kualitas hidup mereka.
“Gaya hidup modern sering kali memperburuk kondisi saraf otak. Kami perlu memastikan penanganan yang lebih baik agar pasien epilepsi dapat menjalani kehidupan yang berkualitas,” ungkapnya di Denpasar, Sabtu (7/12).
Dr. dr. Made Agus Mahendra Inggas, Sp.BS, FINPS, FICS, IFAANS, SH, MH, menjelaskan lebih lanjut dalam sesi “Vagus Nerve Stimulation for Epilepsy: A Review of the Peripheral Mechanisms”. Ia menyoroti bahwa epilepsi memengaruhi 1-2% populasi global, termasuk di Indonesia, dengan jutaan pasien masih menghadapi kendala akses pengobatan dan stigma sosial.
“Siloam Hospitals menyediakan layanan seperti Vagus Nerve Stimulation (VNS) yang didukung oleh teknologi diagnostik mutakhir seperti EEG dan MRI. Ini merupakan langkah besar dalam membantu pasien dengan epilepsi yang sulit dikendalikan,” tambah dr. Mahendra.
Dalam sesi yang membahas gagal jantung, dr. Leonardo Paskah Suciadi, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FESC, memaparkan pentingnya terapi lanjutan untuk pasien gagal jantung stadium lanjut melalui presentasi “Timely Consideration for Advanced Therapy in Heart Failure: Left Ventricular Assist Device (LVAD)”.
“Lebih dari 1,5 juta orang di Indonesia hidup dengan gagal jantung. Teknologi seperti LVAD membantu pasien meningkatkan kualitas hidup meskipun fasilitas ini masih terbatas di Siloam Kebon Jeruk, Jakarta,” paparnya.
Dr. dr. I Made Junior Rina Artha, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC, FAPSIC, FSCAI, FESC, melengkapi diskusi dengan presentasi “Cardiogenic Shock in ACS: Navigating Current Controversies and Clinical Challenges”, yang menyoroti tantangan klinis dalam menangani gagal jantung akut. Diskusi ini menegaskan pentingnya pendekatan terapi modern untuk mengurangi angka rawat inap dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Sebelumnya, simposium ini dibuka oleh Executive Director Siloam Hospitals, Dr. Hans Lie, bersama Direktur Siloam Hospitals Denpasar, Dr. Ni Gusti Ayu Putri Mayuni, dan Associate Director Commercial Siloam Hospitals Group, Angelia Agustine. Dalam sambutannya, Angelia Agustine menekankan komitmen Siloam dalam menghadirkan layanan kesehatan berstandar internasional.
“Kami terus berinovasi dengan teknologi canggih seperti Transcatheter Aortic Valve Implantation (TAVI), operasi Bentall, hingga transplantasi organ seperti ginjal, sumsum tulang, hati, dan jantung. Investasi pada perangkat medis berteknologi tinggi memungkinkan kami menangani kasus kompleks secara komprehensif,” jelas Angelia.
Hingga 2024, Siloam Hospitals Group telah mengembangkan berbagai layanan unggulan untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan kesehatan berjenjang di Indonesia. “Kami ingin memastikan bahwa masyarakat tidak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan kesehatan berkualitas tinggi,” tambahnya.
Melalui simposium ini, Siloam Hospitals menegaskan dedikasinya dalam mendukung pengembangan kompetensi medis di Indonesia. Fokus pada penanganan epilepsi dan gagal jantung mencerminkan komitmen Siloam dalam memberikan solusi terbaik untuk dua penyakit serius yang memengaruhi kualitas hidup jutaan orang.
(jurnalis : Tri Widiyanti)