Foto: Staff Khusus Kementerian Koperasi & UKM Republik Indonesia (Bidang Ekonomi Kreatif) Fiki Chikara Satari (kanan) bersama Direktur Pemasaran Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Ida Bagus Agung Gunarthawa, dalam acara Silaturahmi & Diskusi Forum Kabupaten/Kota Kreatif se-Bali di Kampus STMIK Primakara, Kamis malam (27/5/2021).

Denpasar (Metrobali.com)-

Ekonomi kreatif di Bali terus didorong untuk semakin tumbuh dan berkembang. Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini perekonomian Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata begitu terpuruk.

Karenanya pelaku UMKM di sektor ekonomi kreatif dengan 17 subsektor yang ada diharapkan pula mampu menjadi motor penggerakan kebangkitan perekonomian Bali. Terlebih juga telah ada Forum Kabupaten/Kota Kreatif se-Bali yang diharapkan dapat menggali potensi dan menguatkan ekonsitem ekonomi kreatif di masing-masing daerahnya.

Hal ini terungkap dalam Silaturahmi & Diskusi Forum Kabupaten/Kota Kreatif se-Bali yang mengangkat tema “Akselerasi Pengembangan Ekonomi Kreatif Menuju Pembangunan Bali yang Inklusif dan Berkelanjutan” yang digelar Kamis malam (27/5/2021) di Kampus STMIK Primakara (Technopreneurship Campus), Jalan Tukad Badung No. 135 Denpasar.

Silaturahmi & Diskusi Forum Kabupaten/Kota Kreatif se-Bali ini menghadirkan pembicara Fiki Chikara Satari, Staff Khusus Kementerian Koperasi & UKM Republik Indonesia (Bidang Ekonomi Kreatif). Hadir pula Direktur Pemasaran Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Ida Bagus Agung Gunarthawa, Ketua STMIK Primakara Made Artana selaku tuan rumah dan para Ketua Kabupaten/Kota Kreatif se-Bali serta para komunitas kreatif. Tampak hadir pula Wakil Bupati Jembrana Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat.

Fiki Chikara Satari, Staff Khusus Kementerian Koperasi & UKM Republik Indonesia (Bidang Ekonomi Kreatif) mengajak semua pelaku dan komunitas ekonomi kreatif di Bali untuk menyatukan gerak langkah bersinergi dan berkolaborasi dalam menggali potensi ekonomi kreatif di masing-masing daerahnya untuk membangkitkan perekonomian Bali.

“Satu kata kunci dengan kolaborasi kita tambah kuat dengan gotong royong akan lebih mudah menghadapi semua tantangan. Dengan bersinergi tentunya akan lebih melengkapi satu sama lain, ada ruang saling belajar. Yang paling penting menyempurnakan ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan jadi lebih mudah,” ujar Fiki yang sebelumnya juga merupakan pelaku UMKM di sektor ekonomi kreatif.

 

Ia menambahkan momentum pandemi Covid-19 ini menjadi momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi dan memetakan ulang potensi unggulan di setiap kabupaten/kota di Bali khusus dari sisi kreativitasnya.

“Selama ini saya meyakini produk-produk kreatif pelaku ekonomi kreatif di Bali sudah sangat eksis. Tapi karena ada pandemi kita mendapatkan banyak kendala sehingga untuk berkoalisi dan bersindikasi ini menjadi pilihan tepat untuk lebih memudahkan perjuangan membangkitkan perekonomia Bali dan memajukan ekonomi kreatif di Bali,” ungkap Fiki.

Pihaknya mewakili Kementerian Koperasi & UKM juga mengapreasiasi kehadiran para pelaku ekonomi kreatif dari sembilan kabupaten/kota dalam Silaturahmi & Diskusi Forum Kabupaten/Kota Kreatif se-Bali ini.

“Ini adalah pertemuan awal, semua gerakan dimulai dari langkah awal ini dan semoga dapat berlajut konsistensi kawan-kawan jejaring ekonomi kreatif kabupaten/kota di Bali sampai dengan aktivasi sinergi dan kolaborasi lintas kabupaten/kota,” pungkasnya.

Sementara itu Direktur Pemasaran Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Ida Bagus Agung Gunarthawa mengungkapkan situasi pandemic Covid-19 membuat semua pelaku ekonomi kreatif harus mampu mencari celah dan peluang serta inovasi untuk tetap bertahan bahkan bertumbuh.

Pihaknya memandang yang sangat strategis dikembangkan baik menangani masalah saat pandemi maupun di masa depan adalah ekonomi kreatif. Karenanya memang strengths (kekuatan) bangsa Indonesia khususnya Bali ada di kreativitas yang sudah menjadi DNA.

“Kekuatan ini harus dikembangkan tapi tidak boleh sporadis ataupun parsial,” tegas Agung Gunarthawa sembari menegaskan pengembangan ekonomi kreatif harus melibatkan kolaborasi dan sinergi hexa helix yang melibatkan akademisi, sektor bisnis, pemerintah, media, komunitas, dan institusi keuangan

“Karenanya kami memandang bahwa hexa helik harus bersatu padu. Harus ada momen kita menyatukan gerak langkah dan tujuan. Nah itulah yang menjadi esensi pertemuan ini bagaimana stakeholder hexa helix jadi satu dan komunitas ekonomi kreatif di sembilan kabupaten/kota juga hadir,” kata pria yang juga pelaku ekonomi kreatif ini.

Disinggung soal kondisi perekomian Bali dimasa pandemi Covid-19, Agung Gunarthawa mengungkapkan faktanya yang menyelematkan perekonomian Bali adalah pelaku UMKM yang di dalamnya banyak merupakan pelaku ekonomi kreatif seperi di subsektor kuliner, fashion, kerajinan tangan, software aplikasi, pengembang permainan dan lainnya.

“Ekraf (ekonomi kreatif) ini kontribusi terhadap PDB secara nasional 7,4 persen. Di Bali juga kurang lebih sama. Dari 17 subsektor yang paling menonjol dan banyak bertumbuh di masa pandemi adalah kuliner. Artinya orang-orang yang tadinya tidak berpikir menjadi entrepreneur, karena situasi pandemi kehilangan pekerjaan kemudian menjadi entrepreneur,” papar Agung Gunarthawa.

“Jadi ini blessing in disguise, situasi pandemi ini menjadikan orang terdorong untuk bergerak menjadi wirausaha pelaku UMKM untuk survive. Jadi nature untuk menjadi pelaku ekonomi kreatif justru berkembang sekarang,” sambung pria dari Karangasem ini.

Ia juga mengungkapkan rencananya kunjungan kerja Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ke Bali pada 2 Juni 2021 nanti untuk meninjau pelaku UMKM khusunya UMKM yang khususnya berkaitan dengan ekonomi kreatif. Beberapa daerah yang akan dikunjungi yakni Badung, Denpasar (termasuk ke kampus STMIK Primakara yang getol menjalankan program digitalisasi UMKM), Klungkung dan Jembrana.

Ketua STMIK Primakara Made Artana mengapresiasi kegiatan Silaturahmi & Diskusi Forum Kabupaten/Kota Kreatif se-Bali ini dan bersyukur kampusnya sebagai Technopreneurship Campus (Kampus Pencetak Technopreneur/Wirausaha Berbasis Teknologi)  menjadi bagian dari sejarah kecil untuk menguatkan ekosistem ekonomi kreatif di Bali.

“Ini bagus semua kabupaten/kota buat Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif)/Forum Kreatif. Mari kita ke depan satukan dan sinergikan langkah untuk menguatkan ekosistem ekonomi kreatif di Bali.  Kami berharap juga sinergi kolaborasi hexa helik mampu diwujudkan di sini dan kami dari STMIK Primakara siap berkolaborasi bersinergi dengan teman-teman pelaku ekonomi kreatif,” kata Artana. (wid)