Sikapi Harga BBM Naik dengan Bijak, Emiliana Sri Wahjuni PSI Ajak Ibu-Ibu Tangguh Kreatif Jaga Ketahanan Ekonomi Keluarga
Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar dari PSI Emiliana Sri Wahjuni.
Denpasar (Metrobali.com)-
Kenaikan harga BBM telah memicu inflasi atau kenaikan harga barang-barang lainnya utamanya harga kebutuhan pokok. Kondisi ini memang berat bagi masyarakat utamanya masyarakat kalangan bawah tapi tetap kondisi ini juga harus disikapi dengan bijak.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Emiliana Sri Wahjuni mengajak para ibu-ibu menyikapi kenaikan harga BBM dengan baik karena ibu-ibu memang merasakan langsung dampak dari kenaikan harga BBM ini karena harus pintar mengatur keuangan keluarga dan uang belanja.
“Saya mewakili, suara ibu-ibu rumah tangga, emak-emak di Kota Denpasar, saya merasa kenaikan harga BBM bersubsidi ini berat sekali untuk ibu-ibu. Kita baru selesai pandemi, baru bernafas tapi sekarang harga BBM naik, listrik naik, sembako naik. Tapi kita harus tetap bijak dan bisa mencari solusi atas situasi ini, ibu-ibu jangan panik,” kata wakil rakyat yang akrab disapa Sis Emil ini, Sabtu (10/9/2022).
Seperti diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter (harga BBM naik).
Selain Pertalite, harga Solar bersubsidi juga turut naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Harga baru BBM ini berlaku sejak Sabtu, 3 September 2022. Kenaikan BBM dikhawatirkan berdampak pada inflasinya atau naiknya harga barang-barang termasuk kebutuhan pokok.
Sis Emil mengajak ibu-ibu, para perempuan tangguh untuk membesarkan hati mereka dan tabah menghadapi kondisi sulit saat ini. Srikandi PSI yang dikenal penuh ide-ide kreatif dan banyak program dalam memberdayakan perempuan ini mengajak para ibu-ibu, kaum perempuan mencari solusi kreatif untuk menambahkan penghasilan membantu ekonomi keluarga ketimbang mengeluh berkepanjangan.
Hal yang paling sederhana bisa dimulai dengan menjaga ketahanan pangan keluarga misalnya dengan menanam sendiri kebutuhan dapur di halaman rumah atau memanfaatkan ruang yang ada. Contohya bisa menanam cabai, sayuran di pekarangan rumah atau dengan sistem hidroponik sederhana. Paling tidak itu bisa membantu mengurangi anggaran belanja rumah tangga karena bisa panen sendiri.
“Manfaaatkan apa yang ada dan bisa kita tanam di lingkungan kita. Mari jaga ketahanan pangan dari keluarga,” ajak Sekretaris Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini.
Wakil rakyat yang punya Rumah Kreatif Emiliaha Sri Wahjuni di Kerta Dalem Mansion, Desa Sidakarya untuk memberdayakan warga ini mengajak para ibu-ibu juga memanfaatkan peluang menambah ekonomi keluarga dengan membuka usaha rumahan. Misalnya bisa dengan membuat usaha sabun cuci tangan dan sabun cuci piring.
Sis Emil pun sudah sering mengadakan pelatihan membuat sabun itu sehingga bisa memberikan bekal keterampilan kepada ibu-ibu agar bisa membuka usahanya.
“Ibu-ibu saya ajak lebih kreatif mencari solusi menambahkan penghasilan dan menjaga ketahanan ekonomi keluarga. Jangan hanya tiktokan buat senang-senang. Ibu-ibu bisa jualan dalam tiktok. Bisa jualan kuliner, kebaya, endek atau yang lainnya,” ajak ibu dari dua orang putri ini.
“Kalau kita percaya kita bisa bertahan maka kita akan bisa melewati semua ini,” Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang membidangi kesehatan, pendidikan, pemuda dan olahraga, pemberdayaan perempuan, sosial dan tenaga kerja, kebersihan dan pertamanan, pariwisata dan lain-lain ini.
Sesuai dengan arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian yang meminta pemerintah daerah bertindak cepat mengatasi inflasi, menyusul kenaikan harga BBM, Sis Emil juga berharap Pemda sigap dan responsive menyalurkan bantuan kepada masyarakat bawah. Pemda diharapkan ikut menggulirkan program sosial seperti pemberian paket sembako kepada masyarakat terbawah. (wid)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.