Foto: Para peserta Parade Kebaya Indonesia bertema “Budaya Berkebaya di Alam Satwa” berfoto bersama di areal Tasta Zoo Tabanna, Kamis, 20 Oktober 2022.

Tabanan (Metrobali.com)-

Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali terus secara berkelanjutan mendukung kampanye Kebaya Goes To UNESCO. Salah satu pakaian khas Indonesia ini akan didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

Kali ini dukungan dilakukan melalui acara Parade Kebaya Indonesia bertema “Budaya Berkebaya di Alam Satwa” yang digelar di Tasta Zoo (Taman Satwa Tabanan) Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali pada Kamis, 20 Oktober 2022. Acara ini sukses digelar melalui sinergi Pang Pade Payu dengan LLDIKTI Wilayah VIII, dan Tasta Zoo serta didukung berbagai organisasi dan komunitas.

Dalam Parade Kebaya Indonesia, ratusan peserta dari berbagai kalangan mengenakan pakem kebaya kutubaru dan kebaya kartini dengan selendang Bali. Acara ini menjadi unik karena diselenggarakan di alam terbuka, di tengah-tengah satwa yang ada di Tasta Zoo ini.

Para peserta dinilai oleh tiga orang juri yakni pengusaha perempuan Ni Kadek Winnie Kaori Intan Mahkota, Ir. IGA Agung Mirah Maheswari yang akrab disapa Gung Mirah dari PBI Bali dan Ketua PBI Bogor Sitawati Ken Utami.

Tampak hadir pula Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama yang juga owner Tasta Zoo, Ketua Gabungan Istri Wakil Rakyat (Gatriwara) DPRD Provinsi Bali Nyonya Ningsih Wiryatama yang juga Direktur Utama Tasta Zoo, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, S.T,.M.T.,, Ketua Dharma Wanita LLDIKTI Wilayah VIII I Gusti Ayu Ngurah Eva Intan Swandhewi, Rektor IKIP Saraswati Tabanan Prof. Dewa Nyoman Oka serta sejumlah perwakilan organisasi di Bali. Acara ini juga dihadiri PBI Bogor yang juga turut memeriahkan parade.

Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali Dr. AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., mengungkapkan acara ini merupakan dukungan nyata untuk penguatan pencatatan kebaya Indonesia di UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Bali yang identik dengan pemakaian kebaya harus punya kreativitas dalam mensosialisasikan pemakaian kebaya agar bisa diwariskan kepada generasi berikutnya.

Karena itu PBI Bali mengambil konsep berkebaya menyatu dengan alam dan konsep Tri Hita Karana diimplementasikan dengan berkebaya serta berkegiatan di alam terbuka di taman satwa. “Kami tidak mengambil ranah yang biasa-biasa, yang tidak biasa disana kami mengambil tempat sosialisasi,” kata Tini Gorda yang juga Kepala Pusat Studi Undiknas ini.

Tini Gorda yang juga President Rotary Club of Bali Bersinar ini mengungkapkan pihaknya juga selalu mengaitkan kegiatan Kampaye Kebaya Goes to UNESCO dengan melibatkan dan memberdayakan pelaku UMKM. “Karena disaat PBI Bali mengkampanyekan pemakaian kebaya tanpa batas maka pasti akan timbul kreativitas UMKM yang bisa mensinergikan hal-hal yang bersinggungan dengan kebaya,” tuturnya.

Ketua Panitia Parade Kebaya Indonesia, Ni Luh Putu Gunatri menambahkan acara ini diikuti lebih dari 150 peserta dari berbagai elemen baik komunitas organisasi sosial, PKK, Gatriwara, perguruan tinggi swasta di bawah LLDIKTI Wilayah VIII, perwakilan partai politik, para penyandang disabilitas dari Yayasan Cahaya Mutiara dan lainnya. Jadi melalui acara ini pesannya jelas berkebaya itu benar-benar tidak ribet, semua bisa menggunakan kebaya dalam kondisi apapun dan sambil melakukan apapun. Itulah yang disebut berkebaya itu tanpa batas.

“Kita dengan alam agar bisa saling mendukung, saling memperhatikan karena alamnya sehat, kita sehat, alamnya baik kita baik. Apa yang terjadi di bhuwana agung (alam semesta) itu yang terjadi di bhuwana alit (diri manusia),” imbuh Gunatri.

Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama yang juga owner Tasta Zoo memberikan dukungan dan apresiasi atas acara acara Parade Kebaya Indonesia dari PBI Bali ini. Pihaknya juga mengaku terkesan dengan parade berkebaya yang digelar di alam terbuka di taman satwa Tasta Zoo ini. Baginya perempuan Indonesia khususnya juga perempuan Bali saat berkebaya ternyata sangat anggun.

“Biasanya parade dilakukan di gedung kali ini dilakukan bersama satwa, jadi ini menarik sekali, sekalian juga berpariwisata. Ternyata perempuan berkebaya sangat anggun tidak kalah dengan saat mengenakan busana lain,” ujarnya.

Ketua Gabungan Istri Wakil Rakyat (Gatriwara) DPRD Provinsi Bali Nyonya Ningsih Wiryatama mengaku terkesan dengan kemasan dan keseruaan acara Parade Kebaya Indonesia di Tasta Zoo ini. Direktur Utama Tasta Zoo ini pun ikut langsung dalam parade ini.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang sudah berkegiatan di Tasta Zoo, khususnya kegiatan parade perempuan berkebaya mendukung Kebaya Goes to UNESCO ini yang sekaligus menjadi pengalaman baru.

“Perempuan yang mengenakan kebaya akan terlihat cantik dan anggun. Terlebih lagi motif dan jenis kebaya beraneka ragam yang bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada,” ujarnya.

Pihaknya lantas memberikan dukungan agar PBI Bali terus mensosialisasikan Kebaya Goes To UNESCO dan Gatriwara siap terus bersinergi menggelar kegiatan bersama. “Sukses terus kegiatan ini keren luar biasa. Kita masyarakat Bali harus mensupport terus Kebaya Goes To UNESCO,” pungkas Nyonya Ningsih Wiryatama.

Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, S.T,.M.T.,,mengatakan, kebaya merupakan pakaian warisan dari leluhur bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan. “Kegiatan berkebaya bersama dengan satwa merupakan salah satu penerapan Tri Hita Karana. Dan ini patut untuk dibanggakan,” ujar Eratodi.

Ditambahkannya, ini merupakan salah satu implentasi juga dari konsep himbauan Gubernur Bali Wayan Koster dimana setiap hari Selasa diwajibkan menggunakan endek. Ini bisa disandingkan dengan para pria yang menggunakan endek, sementara para wanita menggunakan kebaya.

Dukungan serupa terhadap Kampanye Kebaya Goes to UNESCO disampaikan Ketua Dharma Wanita LLDIKTI Wilayah VIII I Gusti Ayu Ngurah Eva Intan Swandhewi. Harapannya agar dunia melihat kebaya memang merupakan budaya asli Indonesia sehingga nantinya bisa diakui oleh UNESCO.

 

Apresiasi juga diberikan oleh Rektor IKIP Saraswati Tabanan Prof. Dewa Nyoman Oka. Ia menilai kegiatan kali ini sangat bagus, karena selain melestarikan budaya nasional, juga melestarikan budaya Bali. Terlebih lagi kebaya sedang didaftarkan ke UNESCO.

Ia juga menekankan untuk tidak hanya berteori melestarikan warisan budaya Indonesia namun juga harus disertai dengan aksi nyata. Kegiatan parade perempuan berkebaya tersebut merupakan salah satu contoh aksi nyata.

“Apalagi kegiatan ini diselenggarakan di kebun binatang, dimana nuansa Indonesia dan Bali khususnya akan muncul. Dengan adanya aura taksu Bali tersebut tentu kebaya Indonesia akan semakin dikagumi oleh masyarakat dunia,” tuturnya.

Ketua PBI Bogor Sitawati Ken Utami juga mengaku senang dan terkesan bisa ikut memeriahkan acara Parade Kebaya Indonesia dari PBI Bali di Tasta Zoo ini karena merupakan hal yang unik. Dirinya juga mengapresiasi penampilan para peserta yang terlihat anggun, cantik dan luwes menampilkan kebaya mereka.

“Berkebaya juga perlu berkreativitas dan ada juga pakem yang harus diikuti terutama memakai selendang. Semua bagus-bagus, tampil sangat menarik dan maksimal,” ungkapnya.

Dengan acara Parade Kebaya Indonesia ini pihaknya berharap dunia internasional terutama UNESCO bisa melihat bahwa kebaya di Indonesia sudah sangat memasyarakat dan menjadi bagian keseharian perempuan Indonesia terlebih juga banyak digelar event terkait berkebaya dan kreativitas terkait kebaya.

“Jadi kebaya dipakai perempuan di seluruh Indonesia dan bisa diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda,” harapnya.

Acara Parade Kebaya Indonesia juga disambut antusias para penyandang disabilitas dari Yayasan Cahaya Mutiara Ubud yang ikut terlibat langsung memperagakan kebaya yang mereka kenakan. Ketua Yayasan Cahaya Mutiara Ubud, Ni Made Ratni mengaku senang dan bangga bisa terlibat di acara PBI Bali kali ini. Pihaknya pun mengaku akan memberikan dukungan penuh kepada kegiatan Kampanye Kebaya Goes to UNESCO dan siap ikut dalam kegiatan berikutnya dari PBI Bali.

“Semoga kebaya di Indonesia semakin dikenal dan semakin banyak lagi perempuan Indonesia yang menggunakan kebaya,” ujarnya.

Walaupun merupakan penyandang disabilitas, pihaknya juga mengaku tidak merasa kesulitan menggunakan kebaya. Mereka juga mengaku sangat percaya diri saat berkebaya.

“Harapan kami kepada teman-teman disabilitas di luar sana yang masih malu keluar rumah, tetap semangat dan tunjukkan kalau kalian mampu dan percaya diri serta bisa menginspirasi dunia. Dan mari gunakan kebaya, jangan malu,” ajaknya.

Peserta terbaik dalam Parade Kebaya Indonesia ini diraih oleh Ni Luh Helen Susani yang merupakan perwakilan dari kampus Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional. Menurutnya acara ini sangat memotivasi para perempuan untuk terlibat aktif melestarikan warisan budaya leluhur Indonesia. Dia pun mengajak generasi muda untuk semakin mencintai kebaya dan menggunakan kebaya dalam keseharian.

“Semoga generasi muda tetap menggunakan kebaya agar kita dapat juga memperkenalkan dan melestarikan budaya dan tradisi yang kita punya,” ujarnya.

 

Terkait keterlibatan PBI Bogor dalam acara Parade Kebaya Indonesia ini, Tini Gorda mengungkapkan hal itu merupakan bentuk keguyuban dan persatuan yang kuat antar organisasi PBI di berbagai daerah di Indonesia. Acara Parade Kebaya Indonesia berikutnya direncanakan digelar di Bulan November di Buleleng dan akan ditutup dengan kegiatan di akhir Desember 2022 bertema Berkarya untuk Bersyukur serta juga akan melibatkan PBI daerah lain.

“PBI Bogor kali ini mensupport kami. Nanti kegiatan di Singaraja, PBI lain juga kami undang. Terakhir di Bulan Desember acara dukungan Kampanye Kebaya Goes to UNESCO kami tutup dengan acara bertema Berkarya untuk Bersykkur,” tutur Tini Gorda.

Di sela-sela acara Parade Kebaya Indonesia juga diresmikan Merak Angelow’s Souvenir Shop di areal Tasta Zoo yang menjadi wahana bagi pelaku UMKM mempromosikan dan memasarkan produknya kepada para pengunjung Tasta Zoo.

Jelang akhir acara, para penyandang disabilitas dari Yayasan Cahaya Mutiara Ubud menyumbangkan suara emasnya menghibur para peserta parade dan pengunjung Tasta Zoo. Mereka juga menyanyikan lagu selamat ulang tahun bagi Nyonya Ningsih Wiryatama. (wid)