Buleleng (Metrobali.com)-

Menyambut perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947 yang diperkirakan akan bersamaan dengan perayaan Idul Fitri 1946 H/2025 Masehi, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Buleleng menggelar Penyusunan Seruan Bersama tentang Pelaksanaan Hari Raya Nyepi. Seruan ini bertujuan untuk memperkuat peran pemerintah dalam mengajak pemuka agama, organisasi keagamaan, serta masyarakat luas untuk menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama.

Dikonfirmasi,Minggu,(2/3) Kepala Kesbangpol Kabupaten Buleleng, Komang Kappa Tri Aryandono, S.IP., M.M., menegaskan bahwa seruan ini bukan hanya sekedar bentuk ajakan, melainkan sebuah komitmen untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan sosial, khususnya menjelang dua perayaan besar yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman atau ketegangan antar umat beragama.

“Penting bagi kita untuk mengedepankan semangat toleransi dan saling menghormati agar Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri dapat berlangsung dengan penuh kedamaian dan saling pengertian,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Buleleng, Dr. Drs. I Gede Made Metere, M.Si., juga menyambut baik seruan tersebut. Menurutnya, Hari Raya Nyepi merupakan waktu yang penuh makna bagi umat Hindu, dan seruan ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama, terutama ketika perayaan besar agama lainnya berdekatan.

“Kami siap untuk berkolaborasi dengan pemerintah, organisasi keagamaan lain, serta masyarakat untuk memastikan bahwa toleransi dan keharmonisan tetap terjaga. Ini adalah momen yang tepat untuk memperlihatkan bahwa kita bisa hidup berdampingan dengan saling menghormati,” kata I Gede Made Metere.

Di sisi lain, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buleleng, H. B. Ali Mustafa, mengungkapkan dukungannya terhadap seruan bersama tersebut. Ia menyatakan bahwa penting bagi umat Islam untuk saling menghormati perbedaan dan mendukung upaya bersama untuk menjaga kedamaian. “Idul Fitri adalah hari kemenangan dan kebahagiaan bagi umat Islam, namun kita juga harus menjaga kesatuan dan kerukunan dengan umat agama lain. Kerja sama dan toleransi antar umat beragama adalah kunci untuk menciptakan suasana yang damai,” ujarnya.

Selain itu, H. B. Ali Mustafa menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka antara pemuka agama dan pemerintah untuk menyelesaikan setiap potensi konflik yang mungkin timbul, khususnya dalam menyambut hari raya yang berdekatan tersebut. “Dengan dialog yang terus berjalan, kita akan lebih mudah memahami kebutuhan dan tradisi masing-masing, serta menemukan jalan tengah yang menguntungkan bagi semua pihak,” imbuhnya.

Pelaksanaan seruan bersama ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mempererat hubungan antar umat beragama di Kabupaten Buleleng, sekaligus menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan harmonis menjelang perayaan Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025. Semua pihak diharapkan untuk berperan aktif dalam menyukseskan upaya ini, guna menciptakan Indonesia yang lebih inklusif dan penuh toleransi. GS