Foto: Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) menemui dan menyerap aspirasi para petani di kawasan Munduk Muntig, Desa Adat Intaran, Sanur, Jumat (23/10/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Di tengah pandemi pandemi Covid-19 sektor pertanian dianggap menjadi salah satu “penyelemat” perekonomian ketika sektor pariwisata yang menjadi andalan Bali babak belur.

Sektor pertanian di Kota Denpasar pun masih menyimpan segudang potensi. Walau memang pertanian di Denpasar dihadapkan dengan berbagai permasalahan.

Mulai dari kencangnya alih fungsi lahan pertanian, terbatasnya air irigasi, rendahnya kualitas SDM para petani hingga masih lemahnya penggunaan teknologi modern untuk memaksimalkan produktivitas pertanian.

Atas berbagai permasalahan pertanian ini, Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) siap menghadirkan perubahan dan pembaharuan di Kota Denpasar dalam membangun pertanian dan meningkatkan kesejehateraan petani.

Paslon nomor urut 2 yang diusung Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai NasDem ini akan menghadirkan program digitalisasi pertanian (digital farming) terintegrasi mulai dari pada aspek produksi, pasca panen (pengolahan hasil pertanian) pemasaran hingga akses permodalan dan lainnya yang.

Semuanya akan dikembangan dengan sentuhan nyata berbasis teknologi digital dan dukungan komitmen yang kuat dari pemerintah dan stakeholder terkait seperti startup berbasi teknologi yang bergerak di sektor pertanian (agritech).

Hal ini disampaikan Calon Walikota Denpasar Gede Ngurah Ambara Putra usai dirinya bersama pasangannya Calon Wakil Walikota Denpasar Made Bagus Kertha Negara langsung menemui dan menyerap aspirasi para petani di kawasan Munduk Muntig, Desa Adat Intaran, Sanur, Jumat (23/10/2020).

 

Dalam kesempatan ini hadir pula Ketua Tim Pemenangan Amerta Wayan Mariyana Wandhira, serta sejumlah Relawan Amerta Kota Denpasar.

Bagi Amerta digitalisasi pertanian (digital farming) terintegrasi merupakan salah satu jawaban untuk membangkitkan dan mengembangkan pertanian di Kota Denpasar dalam upaya meningkatkan dan menjaga ketahanan perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Secara sederhana digital farming adalah bagaimana mengelola sektor pertanian dengan berbasis bantuan digital agroteknologi.

“Digital tidak hanya mendatangkan lebih banyak manfaat secara ekonomi tapi juga membawa dampak sosial dan lingkungan yang positif,” kata Ngurah Ambara.

Secara aspek ekonomi, penerapan digital farming akan membantu meningkatkan produktivitas petani yang bermuara pada peningkatakan kesejahateraan.

Misalnya petani bisa memanfaatkan aplikasi untuk mendapatkan informasi pertanian (misalnya infrmasi tentang agroklimat di wilayahnya seperti kondisi fisik, kimia dan biologis tanah atau lahan, cuaca).

Digital farming juga akan membantu pengembangan bisnis pertanian. Termasuk juga pemanfaatan aplikasi digifal untuk pemasaran maupun mengakses permodalan.

Sementara dampak sosial yang diciptakan, digital farming ini akan mendorong lahirnya banyak technopreneur baru (wirausaha berbasis teknologi) atau startup berbasi teknologi yang bergerak di sektor pertanian (agritech). Keberadan agritech ini pada akhirnya akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru di Kota Denpasar.

“Kami harapkan lahir banyak inovasi dari para founder startup untuk bergerak di digital farming di Denpasar. Tentu kewajiban pemerintah memberikan dukungan baik dari sisi kemudahan perizinan, dan stimulus lain seperti bantuan permodalan,” papar Ngurah Ambara.

Digital farming ini juga akan mendorong generasi muda Denpasar akan semakin tertarik menggeluti pertanian karena sudah menggunakan atau mengimplementasikan kemajuan teknologi digital. Diharapkan terjun jadi petani modern akan merupakan pilihan yang menarik bukan lagi dipandang sebelah mata.

“Jadi kita bisa cetak petani muda keren di Denpasar yang tidak hanya punya skill di pertanian tapi juga paham teknologi digital hingga memahami aspek manajerialnya. Jadi kualitas SDM petani kita akan jauh meningkat,” pungkas Ngurah Ambara. (dan)