Gub menyerahkan Genta untuk Pemangku Se-Bali di Gedung Ksirarnawa

Denpasar (Metrobali.com)-

 

Bali sebagai pulau seribu pura tidak lepas dari kehidupan ritual yang melibatkan pandita dan pinandita sebagai pemimpin keagamaan. Untuk menjaga Bali sebagai pulau yang memiliki vibrasi spiritual. keberadaan pandita dan pinandita sangatlah penting. terlebih saat inj begitu banyak terjadi pergeseran paradigma sosial dan nilai agama dalam kehidupan masyarakat yang harus mendapatkan perhatian secara khusus.

Menghadapi fenomena ini diperlukan upaya melalui spiritual dan analisis keilmuan yang dilakukan terhadap agama Hindu secara luas, dan kemudian ditanamkan sejak dini kepada generasi muda. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai dan etika sejak dini sehingga setiap anak mampu mengenal serta memahami agama Hindu yang di anutnya, dan  meminimalisir terajdinya perpindahan agama. Hal ini di sampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan genta kepada para 704 pinandita, pandita dan pemangku yang ada di seluruh Bali, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar , Minggu, (16/11 ). Ini merupakan tahun ketiga kegiatan ii dilakukan , dan untuk sisanya akan terus diserahkan secara bertahap.

Kegiatan pemberian genta dilakukan sebagai upaya melengkapi sarana bagi para pinadiat, pandita dan pemangku  dalam pengabdian mereka melayani umat saat melakukan persembahyangan. Namun Gubernur berpesan keberadaan pandita ,  pinandita dan pemangku diharapkan bukan hanya berperan aktif saat piodalan di pura saja, namun juga mampu memberikan pencerahan bagi umat melalui dharma wecana yang di selipkan saat piodalan pada pura yang di empon masing masing.

Kegiatan Penyerahan genta sendiri yang digagas oleh komunitas Bali Shanti ini sudah dilakukan untuk yang ketiga kalinya. Genta yang diberikan diharapkan diterima secara merata oleh ribuan pandita dan pinandita yang didalamnya termasuk para pemangku di seluruh bali.

Gubernu Pastika mengatakan pihaknya akan selalu mendukung upaya peningkatan kredibilitas para pemangku terutama melalui pembelajaran dan pemahaman terhadap agama, yang nantinya juga diharapkan mampu mengetok tularkan kepada umat, melalui tuntunan dan pembelajaran terkait pelaksanaan yadnya dengan benar. Hal ini dimaksudkan untuk menjauhkan jawaban “nak mule keto” terhadap pertanyaan anak anak yang terkadang terlontar dan ingin tau tentang sejarah dan makna dari upakara tertentu. “Karena pemangku itu bukan pekerjaan profesi, melainkan tokoh agama yang harus memiliki banyak wawasan dan pengetahuan tentang agama”, ungkap Gubernur Pastika. 

Sementara ketua komunitas Bali Santhi, Nyoman Bhaskara menyampaikan apresiasinya atas dukungan pelaksanaan kegiatan ini mengingat peran para pemimpin agama sangatlah penting dalam menghubungkan umat dan Tuhan.  Ia juga menyampaikan rasa bangganya kepada Pemerintah Provinsi Bali yang dinahkodai Gubernur Pastika Dan Wakilnya Ketut Sudikerta yang selalu aktif dan apresiasif mendukung setiap program yang berkaitan dengan publik dan masyarakat luas.AD-MB