Medan (Metrobali.com) –

Ketua Task Force Reformasi Asosiasi Provinsi PSSI Dr Hadiyandra mengakui sepak bola putri di Indonesia masih jauh dari perhatian dan bahkan cenderung terlupakan.

Kepada pers di Medan, Sumut, Sabtu, dia mengatakan bahwa memang tidak bisa dipungkiri perkembangan sepak bola wanita di Tanah Air tidak semeriah pada sepak bola putra.

Kerena PSSI saat ini lebih terfokus pembenahan pada sepak bola putra yang masih jauh dari berbagai prestasi pasca dualisme yang pernah terjadi di tubuh lembaga otoritas sepak bola tertinggi Indonesia itu.

“Istilahnya, yang putra saja masih agak susah berprestasi. Jadi kita masih sibuk membenahinya. Jadi kesannya perhatian terhadap sepak bola wanita sedikit tertinggal. Tapi itu pelan-pelan juga akan kita benahi” katanya.

Menurut dia, butuh waktu untuk membentuk timnas sepak bola wanita, karena banyak kendala yang dihadapi seperti belum adanya pemerintah daerah yang memberikan izin pembentukan tim sepak bola wanita di daerahnya.

Belum lagi terbentur dengan adat dan budaya pada suatu daerah, karena masih ada yang berpandangan bahwa wanita belum cocok untuk menggeluti olahraga sepak bola.

Padahal di luar negeri, seperti di Eropa dan Amerika, sepakbola wanitanya sudah sejajar dengan sepakbola laki-laki, demikian juga di Jepang, Cina, dan Korea.

“Jadi memang untuk membentuk sepak bola wanita di Indonesia banyak yang menjadi pertimbangan. Ini memang tidak bisa terlalu dipaksakan dan harus dilakukan secara bertahap,” katanya. (Ant)