Foto: Keluarga Besar Law Firm Togar Situmorang, PBH Panglima Hukum, PT. Bali Global Service mengucapkan Selamat Hari Lahir Bung Karno, 6 Juni 2021.

Denpasar (Metrobali.com)-

Istilah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sosok Soekarno atau Bung Karno, sang Proklamator Indonesia. Pancasila lahir tanggal 1 Juni 1945 dan diucapkan pertama kali dalam Pidato Bung Karno dalam sidang BPUPKI.

Bulan Juni identik dengan Bulan Bung Karno, hal tersebut tidak lepas dari beberapa moment bersejarah yang lekat dengan Presiden Pertama Republik Indonesia tersebut, seperti Hari lahir Pancasila, hari kelahiran Bung Karno, hingga hari wafatnya pun juga di bulan Juni.

Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Beliau lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 6 Juni 1901. Putera ‘Sang Fajar’ lahir dari pasangan Soekemi dengan Ida Ayu Nyoman Rai dengan nama kecil Koesno Sosrodiharjo.

Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada 17 Agustus 1945.

Soekarno juga yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.

Dalam memperingati hari kelahiran bapak bangsa tersebut, advokat kondang dan pengamat kebijakan publik Togar Situmorang, SH.,MH.,MAP.,C.Med.,CLA mengingatkan tentang konsep Tri Sakti dari Bung Karno.

Harus kita ingat bahwa Bung Karno telah melahirkan satu gagasan kongkrit yang dinamakan TRISAKTI, yakni, Berdaulat di bidang politik, Berdikari dalam bidang ekonomi, serta Berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

“Dan hingga hari ini, pemikiran Bung Karno yang sangat brillian tersebut masih tetap relevan dijadikan pedoman bagi bangsa ini,” ujar Togar Situmorang

Lebih lanjut, Togar Situmorang mengatakan bahwa saat ini Indonesia memiliki banyak tantangan yang dapat merongrong persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang berbhinneka tunggal ika.

Berbagai paham yang berinduk pada kapitalisme dan liberalisme telah berseliweran setiap hari di kehidupan kita. Belum lagi maraknya tindak-tindak kekerasan ataupun pemaksaan kehendak yang berkedok agama. Semuanya itu menjadi pemandangan yang sering terlihat dalam proses berbangsa dan bernegara kita.

Lebih luas lagi Advokat yang sering disapa “Panglima Hukum” mengingatkan, sebagai negara yang berdaulat tentu kebijakan politik luar negeri kita tidak boleh ada satu negarapun yang mendikte kita. Menciptakan perdamaian dunia sebagai salah satu tujuan kita bernegara harus terus diemban, khususnya dalam mensikapi adanya negara-negara yang sedang berseteru atas wilayahnya.

Demikian juga dengan keberdikarian kita di bidang ekonomi. Peta jalan ekonomi kita dalam menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia harus benar-benar berdasarkan keputusan negara kita sendiri. Pemerintah boleh melakukan kerjasama ekonomi antara negara.

“Tapi dalam melakukan kerjasama tersebut, kesetaraan dan kemandirian kita harus menjadi prasyarat utamanya. Kita harus menolak jika kerjasama-kerjasama yang ditawarkan oleh negara lain tersebut hanya meletakkan Indonesia hanya menjadi pasarnya semata,” harap Togar Situmorang.

Sama halnya dengan bidang kebudayaan. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dan dikenal memiliki budaya bangsa yang adiluhung. Dan tugas kita bersama untuk menjaga itu semua.

“Mari kita tetap kobarkan semangat dari Sang Proklamator untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik dan maju, membangun Indonesia Maju. Kami segenap Keluarga Besar Law Firm Togar Situmorang, PBH Panglima Hukum, PT. Bali Global Service mengucapkan Selamat Hari Lahir Bung Karno,” tutup CEO & Founder Law Firm “TOGAR SITUMORANG“ dengan kantor pusatnya di Jl. Tukad Citarum No.5 A, Renon, Denpasar Selatan dan Jl. Kemang Selatan Raya No.99, Gedung Piccadilly,Jakarta serta Jl. Pengalengan Raya No.355, Bandung, Jawa Barat ini. (wid)