Denpasar, (Metrobali.com)

 

Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menyampaikan pihaknya sangat mendukung langkah yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali untuk meningkatkan kelas dari ‘Jurnal Bali Membangun Bali’ yang tadinya merupakan produk amatiran menjadi produk terakreditasi, sehingga dengan demikian maka akan semakin banyak lembaga riset dan inovasi juga perseorangan yang memanfaatkan dengan mempublikasikan hasil riset dan karya-karya inovatifnya di ‘Jurnal Bali Membangun Bali’. Hal ini disampaikan saat membuka Seminar Pengelolaan Jurnal Terakreditasi SINTA, di Gedung Wiswa Sabha Utama – Kantor Gubernur Bali, Selasa (22/11).

Sekda Dewa Indra menambahkan, pentingnya proses untuk mendapatkan akreditasi Science and Technology Indexes (SINTA) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset dan Teknologi, maka dari itu semua pihak diharapkan mampu memberikan dukungan kepada keberadaan BRIDA. Keberadaan BRIDA Provinsi Bali dan Jurnal Ilmiah yang terakreditasi dapat membantu fungsi BRIDA menjadi semakin kuat. Untuk itu, sebaiknya BRIDA Provinsi Bali lebih mengutamakan spesifikasi di dalam jurnal ini. “Karena Bali ini sangat popular dengan budaya, dimana memiliki kekuatan budaya, karakter budaya yang berbeda dan memiliki sistem pertanian yang berbeda dengan yang lainnya. Sehingga Bali sebaiknya memiliki spesifikasi atau tematik budaya dan sistem pertanian. Sehingga kompetisi lebih mudah, disamping akan mempermudah ketika ingin mendapatkan jurnal dan hasil riset tentang budaya maka akan mengarah kepada ‘Jurnal Bali Membangun Bali’, dan menjadi identitas dan rujukan untuk riset yang mengarah kepada kebudayaan dan agrikultur,” kata birokrat asal Buleleng.

Seminar menjadi penting karena merupakan bagian perjalanan proses bertumbuhnya BRIDA Provinsi Bali. Salah satu fungsi penting dari BRIDA, bukan hanya melakukan atau memfasilitasi riset dan inovasi, namun juga harus mampu mempublikasikan hasil riset dan inovasinya itu ke publik.

“Karena hasil riset dan inovasi bukan hanya produk yang kita gunakan sendiri, jadi jangan sampai BRIDA sibuk melakukan riset dan inovasi hanya untuk diri kita sendiri, sehingga semua hasil dan inovasi ini juga harus kita sampaikan ke pihak lain dan bisa bermanfaat bagi banyak pihak. Sehingga pihak lain bisa mempelajarinya, menggunakannya, memodifikasi bahkan bisa dikembangkan sehingga mampu membawa kemajuan di tempat lainnya,” imbuh mantan Kalaksa BPBD Bali.

Sekda Dewa Indra berharap agar jangan sampai hasil riset dan inovasi setelah selesai lalu dibuatkan pertanggungjawaban dan lalu masuk filing cabinet dan kemudian selesai urusannya. Hal ini yang nantinya akan menyebabkan keberadaan BRIDA tiada gunanya. Maka melalui media publikasi yang disebut sebagai ‘Jurnal Bali Membangun Bali’ harus dibangun sebagai media untuk mengakomodasi hasil-hasil riset dan inovasi baik yang dilaksanakan oleh BRIDA maupun lembaga-lembaga pengabdian masyarakat (LPPM) di Perguruan Tinggi bahkan lembaga riset dan inovasi atau kaum intelektual lainnya.

“Bisa menuangkan hasil pemikirannya, gagasan dan idenya ke dalam jurnal ini. Dan kemudian jurnal ini tentunya bisa di akses secara luas oleh berbagai pihak, sehingga benar-benar menjadi media publikasi yang berkualitas,” pintanya.

Ia juga berharap ke depan ‘Jurnal Bali Membangun Bali’ yang sudah terakreditasi ini diharapkan menjadi wadah yang bernilai tinggi bagi kaum intelektual, para cendekiawan, perguruan tinggi dan lembaga riset.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali Made Gunaja mengatakan keberadaan Jurnal Bali Membangun Bali ini dapat berfungsi optimal dalam menyajikan hasil riset dan inovasi yang disajikan sesuai dengan Science and Technologi Indexes (SINTA) yang sebagai barometer legitimasi jurnal Indonesia. “Kita bangun sebagai media untuk mengakomodasi hasil hasil riset yang dilakukan oleh BRIDA ataupun lembaga lainnya yang kemudian dituangkan ke jurnal ini dan bisa di buka oleh siapa saja,” ujarnya. (RED-MB)