Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra pada acara National Anti Fraud Conference (NAFC) di Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta, Badung, Rabu (10/7).

Kuta, (Metrobali.com)-

Kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini di satu sisi memberi nilai positif bagi kehidupan manusia namun disisi lain juga memberi  efek negatif seperti adanya praktek fraud baik itu berupa kecurangan, penipuan dan perbuatan licik  hingga korupsi  yang tidak hanya terjadi dalam dunia perbankan, pemerintahan, namun hampir disetiap lini kehidupan masyarakat. Untuk itu, dalam upaya mencegah, meminimalisir terjadinya fraud, kita harus kembali pada nilai nilai budaya luhur yang kita miliki  dan menjadikan hal tersebut sebagai benteng diri untuk mencegah tindakan fraud.

“ Dalam Agama Hindu kita mengenal dengan adanya sekala  dan niskala, perbuatan yang kita lakukan secara sekala nantinya akan kita pertanggung jawabkan secara niskala, ada hukum karma phala. Untuk itu kita jadikan nilai budaya yang sangat kuat ini sebagai benteng, mencegah kita dari segala bentuk tindakan fraud, “ imbuhnya.

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam sambutannya pada acara National Anti Fraud Conference (NAFC) di Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta, Badung, Rabu (10/7).

Lebih jauh, Dewa Indra menyampaikan Pemprov Bali melalui visi Nangun Sat kerthi Loka Bali sangat sejalan dalam  berbagai upaya mencegah dan meminimalisir terjadinya praktek fraud khususnya di Pemerintahan. Pemprov Bali selalu terbuka bahkan mendorong partisipasi seluruh komponen masyarakat  dengan meningkatkan partisipasi publik dalam penyelenggraan pemerintahan daerah. Pemprov Bali telah membangun sistem perencanaan dan penganggaran secara online  melalui aplikasi e-planning dan e-budgeting. Dengan demikian, pemerintahan diharapkan dapat berjalan dengan bersih, bertanggung jawab dan tentu saja tidak ada praktek fraud didalamnya.

“Kita berkomitmen mewujudkan good governance, pemerintahan yang transparan tanpa ada praktek fraud didalamnya. Mari kita bekerja dengan sebaik baiknya membangun sistem yang bersih dan berintegritas, “ tuturnya.

NAFC 2019 yang dibuka secara resmi oleh Sekda Dewa Indra yang ditandai dengan pemukulan gong ini berlangsung dari tanggal 10-11 Juli 2019 ini mengangkat tema “Embracing Technology to Sustain Economic Growth – Anti Fraud Perspective”. Konferensi yang dihadiri oleh pihak Perbankan, BUMN, para auditor, pemerintah maupun para mahasiswa ini juga diisi dengan panel diskusi serta seminar dengan menghadirkan pembicara dari Anggota II Badan Pemeriksa Keuangan RI Dr. Agus Joko Pramono, M.Acc., Ak., CA. (Humas Pemprov Bali)