Sekretaris Daerah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa didampingi Istri Ny. Rasniathi Adi Arnawa disaat menghadiri karya Tawur Agung di Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Kec. Penebel, Kab. Tabanan, Sabtu (8/2)

Mangupura, (Metrobali.com)

Serangkaian Karya Agung Pengurip Gumi Tahun 2020, Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Kec. Penebel, Kab. Tabanan, Sabtu (8/2) dilaksanakan Tawur Agung, setelah sebelumnya dilaksanakan upacara mepepada Tawur dan ngolah caru dari berbagai hewan yang akan digunakan, pada Kamis (6/2) lalu. Tawur Agung ini bertujuan untuk memohon kepada Ida Hyang Siwa Mahadewa untuk berkenan mengembalikan seisi alam ini kepada swadarmanya (fungsinya) masing masing dengan menghaturkan caru kepada alam semesta ini.

Puncak karya Pengurip Gumi Pura Luhur Batukau akan berlangsung tepat dengan tegak pujawali Ida Bethara, yakni sehari setelah rahina suci Galungan atau pada rahina Wrespati Umanis wuku Dungulan, Kamis (20/2) mendatang.

Rangkaian upacara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa didampingi Istri Ny. Rasniathi Adi Arnawa. Dalam kesempatan tersebut Sekda Adi Arnawa beserta Istri melaksanakan persembahyangan dan menghaturkan punia kepada pemangku Pura Luhur Batukau.

Ditemui usai persembahyangan Sekda Adi Arnawa mengatakan, dirinya merasa bahagia mewakili Pemerintah Kabupaten Badung dapat hadir serta ikut ngerastiti dalam pelaksanaan tawur agung serangkaian karya agung pengurip gumi atau penyucian jagat yang diselenggarakan di Pura Luhur Batukau. “Karya ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan, keserasian, keharmonisan dan kelestarian bumi secara sekala dan niskala, agar alam semesta berserta isinya mendapatkan kerahayuan. Semoga dengan dilaksanakannya karya ini dapat memberikan kekuatan dan keselamatan untuk kita terutama jagat bali,” ujarnya.

Ketua 1 Karya Agung Pengurip Gumi I Wayan Arya menjelaskan upacara Tawur Agung pada intinya adalah untuk menyucikan alam semesta menuju tatanan yang harmonis. “Jadi ini upacara pecaruan dalam tingkatan utama, untuk persembahan sapta loka ke alam bawah untuk nyomya bhuta kala sebelum puncak karya Pengurip Gumi, merubah hal negatif menjadi positif,” terangnya.

Sebelum dilakukan tawur agung, dua hari sebelumnya diawali dengan upacara mepepada tawur dan ngolah caru tawur berbagai upakara seperti kerbau, kambing, kidang menjangan, babi, anjing blangbungkem, bebek, angsa dan lainnya. “Dua hari sebelumnya ada upacara mepepada, mengupacarai wewalungan yang digunakan saat tawur agung sekarang ini, dengan maksud dibersihkan dan dimohonkan karena akan disembelih agar tingkatan kehidupan hewan yang digunakan untuk upacara meningkat,” ucapnya.

Lanjut kata Arya upacara Tawur Agung ini bertujuan membersihkan alam bawah dari sapta patala dengan berbagai isinya, tentunya dengan tingkatan paling utama. “Bhuta Kala dalam bentuk apapun di somya dulu. Setelah itu menuju puncak karya, dan selanjutnya akan ada runtutan upacara lagi,” jelasnya. Setelah Tawur Agung, rangkaian Karya Agung Pengurip Gumi Pura Luhur Batukau akan dilanjutkan dengan nyepi pada Redite Keliwon sungsang 9 Pebruari 2020, Wana Kerti pada Sukra Kliwon Sungsang 14 Pebruari 2020 dan puncak karya pada Wraspati Umanis Dunggulan 20 Pebruari 2020 selanjutnya Ida Bhatara sesuhunan di Pura Luhur Batukau akan nyejer sampai dengan Coma Wage Medangsia Purnama Kesanga 9 Maret 2020

Rangkaian Upacara Tawur Agung juga dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Ketua DPRD Prov. Bali Adi Wiryatama, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Ketua PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya, Anggota DPD Prov. Bali yang juga sebagai Penglingsir Puri Ageng Mengwi A.A Gde Agung, Anggota DPR RI I Made Urip, Bupati Tabanan Eka Wiryastuti beserta Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Sekda Tabanan I Gede Susila, Forkopimda Kab. Tabanan dan Penglingsir Puri Seluruh Bali. Sumber : Humas Pemkab Badung