Sekda Alit Wiradana Serahkan Piala Juara Lomba
Ket. Foto : Tutup Gelaran UDG dan Bulan Bahasa Bali Kota Denpasar Tahun 2025
Denpasar, (Metrobali.com)
Gelaran Utsawa Dharma Gita (UDG) dan Bulan Bahasa Bali Kota Denpasar, Tahun 2025 resmi ditutup. Penutupan kegiatan tersebut ditandai dengan penyerahan piala, piagam dan hadiah bagi pemenang lomba oleh Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana di Wantilan Pura Agung Lokanatha, Denpasar, Minggu (16/2).
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi 2 DPRD Kota Denpasar, I Wayan Sutama, Kadis Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara, serta undangan lainnya.
Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana dalam kesempatan tersebut menjelaskan, Kota Denpasar sesuai dengan visi kota kreatif berbasis budaya menuju Denpasar Maju terus berupaya untuk mendukung pelestarian budaya dan sastra Bali. Hal ini sejalan dengan kegiatan Utsawa Dharma Gita dan Bulan Bahasa Bali yang dilaksanakan kali ini.
Lebih lanjut dijelaskan, Utsawa Dharma Gita dan Bulan Bahasa Bali merupakan wahana untuk melestarikan sastra Bali. Hal ini juga menjadi wahana pencarian bibit untuk persiapan kompetisi di jenjang berikutnya, sehingga duta Kota Denpasar dapat memberikan yang terbaik dalam setiap perlombaan.
“Tentunya kegiatan ini sejalan dengan visi misi pembangunan Kota Denpasar, serta menjadi wahana pelestarian budaya dan sastra Bali, sehingga dapat menjadi ajang pembibitan untuk mempersiapkan wakil Denpasar di berbagai kompetisi,” ujarnya.
Kadis Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara menjelaskan, Bulan Bahasa Bali tahun ini turut menghadirkan beragam perlombaan, yakni Lomba Nyurat Lontar, Bali Simbar, Nyurat Aksara Bali, Lomba Ngwacen Aksara Bali Ring Lontar, dan Lomba Mesatua Bali, Mekekawin, Sloka, Palawakya, Dharma Wecana hingga Debat Bahasa Bali dengan masing-masing lomba memperebutkan juara I, II dan III.
“Dari berbagai lomba yang diadakan, diikuti peserta sebanyak 384 orang mulai dari siswa-siswi, sekeha teruna hingga bendesa adat/ kelian adat, Tentunya melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang pembinaan, serta upaya berkelanjutan dalam melestarikan kesusastraan Bali yang adi luhung, sebagai bentuk penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali,” ujarnya. (HumasDps/Wah)