Mangupura (Metrobali.com)-

Wakil Ketua DPRD Badung Wayan Suyasa, SH mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Badung menjadi besar. Suyasa tak mau UMKM itu selalu kecil. Untuk itu, Ketua DPD Partai Golkar Badung tersebut menunjukkan satu potensi yang harus digarap oleh petani dan pelaku UMKM. Potensi ini sangat berpeluang besar memberikan keuntungan maupun benefit bagi pelaku UMKM.

Saat ditemui di kediamannya bilangan Penarungan Mengwi, Sabtu (25/5/2024), Wayan Suyasa yang memastikan diri maju sebagai calon Bupati Badung dari Partai Golkar tersebut menyebut petani dan UMKM patut diapresiasi karena juga mampu menggerakkan perekonomian. “Sebagai penggerak perekonomian, petani dan pelaku UMKM harus diapresiasi dan di-support,” tegasnya.

Menurutnya, satu peluang ini harus digarap yakni kegiatan adat dan budaya yang setiap hari membutuhkan bahan atau perlengkapan upakara dan upacara. Seperti kelapa, janur, daun kelapa hijau, pisang, termasuk bunga. Saat ini produksinya dari sisi kualitas maupun kuantitas tidak banyak sehingga banyak impor atau didatangkan dari luar daerah.

Untuk ini, Suyasa menyatakan perlu dibuat perusahaan daerah atau BUMD untuk petani basah atau kering. Kita buatkan tempat dan berikan pembinaan bagi petani dan perajin untuk memproduksi bahan dan membuat produk alat-alat upakara yang kebutuhannya begitu besar. “Petaninya dilatih agar bertanggung jawab sehingga hasilnya bisa memberikan dampak lebih bagi petani dan UMKM di Bali khususnya di Kabupaten Badung,” ujarnya.

Untuk produktivitas pertanian, pemerintah harus memberikan pendampingan bagaimana menanam, bagaimana membina petani-petani kita ini. Bukan bangga menjadi petani, tetapi bagiamana mereka kita banggakan menjadi petani. “Artinya tanpa pembinaan, mereka sudah kekurangan SDM termasuk modalnya,” ungkapnya.

Saat ini, pupuk dan tenaga kerja luar begitu mahal, sehingga hasil yang didapatkan tidak maksimal untuk memberi kebahagiaan keluarga petani. Di sini kesempatan pemerintah hadir. “Sebagai pengguna anggaran di daerah, kepala daerah harus bisa. Untuk mendukung sektor pertanian, pemerintah harus hadir tentu berdasarkan regulasi pendukungnya,” katanya.

Terkait kehadiran pemodal besar dari luar daerah yang masuk ke usaha kecil seperti membuka warung 24 jam, Suyasa menegaskan, di era pasar bebas, persaingan harus dihormati. Kita harus siap bersaing atau berkompetisi baik di UMKM maupun sektor yang lain. Hanya maindset UMKM selalu kecil harus diubah. Bagaimana kecil berkumpul dan bersatu, lanjut membuat suatu organisasi. Pemerintah hadir untuk memberikan pendampingan dari semua sektor sehingga UMKM unggul dan mampu memenangkan persaingan.