SDGs di Indonesia: Peringkat Meningkat, Tantangan Paska Covid-19
Badung (Metrobali.com) –
Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan komitmen global yang disepakati pada Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2015 untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, keberlanjutan kehidupan sosial, kualitas lingkungan hidup, dan pembangunan yang menjamin keadilan serta tata kelola yang baik hingga tahun 2030.
Menurut SDGs Progress Report 2023 oleh UNESCAP, progres SDGs di Asia Pasifik dan Asia Tenggara baru mencapai 14,4 persen. Diperkirakan 90 persen target SDGs tidak dapat dicapai pada 2030 dan dibutuhkan 42 tahun lagi untuk mencapainya. Di tingkat ASEAN, terdapat kesenjangan yang signifikan antara negara-negara progresif dan tertinggal.
Secara umum, dari tahun 2015 hingga 2019, skor indeks global mengalami kenaikan rata-rata 0,5 poin per tahun. Namun, sejak tahun 2019, skor indeks mengalami penurunan dengan rata-rata 0,01 poin, yang dipicu oleh Pandemi Covid-19.
Skor indeks dan peringkat Indonesia menunjukkan tren positif. Pada tahun 2022, nilai skor indeks Indonesia meningkat menjadi 70,2, menempati peringkat ke-75 dari 166 negara menurut SDGs Index.
Kepala Sekretariat Nasional SDGS Bappenas RI, Pungkas Bahjuri Ali mengungkap, berdasarkan data BAPPENAS, 63 persen dari total 216 indikator rencana aksi program SDGs periode 2021-2024 telah tercapai. Meskipun demikian, menurutnya angka ini belum cukup untuk mendorong kemajuan pencapaian SDGs di tingkat regional, mengingat masih tingginya development gap.
“Ya angka ini masih belum mendorong kemajuan pencapaian SDGs di tingkat regional mengingat development gap yang masih cukup tinggi. Diperlukan kerja kolektif untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs),” ungkapnya, di event Indonesia Social Investment Forum (ISIF) 2023, Nusa Dua, Bali, Rabu 12 Desember 2023.
Sebagai informasi, pada SDGs Summit di Sidang Umum PBB 2023, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengingatkan bahwa hanya 15 persen target SDGs sesuai dengan jalur yang diinginkan.
Dalam Forum Asia-Pasifik tentang Pembangunan Berkelanjutan (APFSD) di Bangkok, Thailand, ESCAP menyatakan bahwa wilayah Asia-Pasifik tertinggal 35 tahun dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Menurut Sustainable Development Report 2023, Indonesia dilaporkan berada di peringkat ke-75 dunia, mengalami kenaikan yang signifikan dari peringkat ke-102 empat tahun sebelumnya.
“Skor Indeks SDGs Indonesia meningkat dari 64,2 pada tahun 2019 menjadi 70,2 pada tahun 2023. Capaian SDGs nasional pada 2023 menunjukkan bahwa 76 persen indikator SDGs di Indonesia telah tercapai dan mengalami kemajuan, terdiri atas 60 persen target tercapai dan 16 persen akan tercapai,” ungkap Fajar Kurniawan, Managing Director Social Investment Indonesia (SII).
Tantangan ke depan termasuk perubahan iklim, ketahanan pangan, energi, air, polusi, dan peningkatan kebutuhan pembiayaan. Revisi Peta Jalan SDGs Indonesia menunjukkan peningkatan kebutuhan pembiayaan hingga 1,7 triliun dollar AS pada 2030.
“Pencapaian target SDGs membutuhkan kerja sama yang berkelanjutan dari pemerintah dan pemangku kepentingan. Inovasi pendanaan dari sektor swasta, filantropi, dan investor juga perlu didukung untuk mencapai transformasi pembangunan,” tandasnya. (Tri Prasetiyo)