Denpasar (Metrobali.com)-

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka pertemuan tahunan Bali Democracy Forum (BDF) ke-V di Nusa Dua, Bali, Kamis 8 November 2012. Pada kesempatan itu, Yudhoyono mengatakan bahwa BDF telah menjelam menjadi platform bagi penguatan demokrasi dan politik di masa mendatang. “BDF telah menjadi platform kemajuan demokrasi dan politik untuk masa depan,” kata Yudhoyono, Kamis 8 November 2012.

Ia mengucapkant erima kasih atas perhatian atas usaha mempromosikan nilai-nilai demokrasi, Juga untuk untuk upaya persamaan pandangan demokrasi dan kontribusi atas kemajuan demoktasi di kawasan Asia Pasifik. “Kita tidak menghasilkan bentuk deklarasi, tetapi bukti. Sejak 2008 BDF sangat konkret dan menunjukkan komitmen pada setiap tahunnya untuk melakukan penegasan memajukan prinsip-ptinsip demokrasi. Ada kemajuan di Asia Pasifik. Myanmar juga ikut mengalami kemajuan demokrasi. Jika tahun lalu ada 40 negara, kini jumlahnya menjadi 48 negara,” kata Yudhoyono.

BDF, sambung SBY, menjadi ruang bagi tempat saling belajar dan bertukar pikiran dalam mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi. Dalam lima tahun terakhir, Yudhoyono berkeyakinan Negara yang tergabung dalam BDF telah memberi kontribusi positif dalam meningkatkan pembangunan di kawasan. “Dalam lima tahun terakhir juga kita telah melakukan langkah konkret melakukan peningkatan kemitraan. Kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus maju. Untuk itu, harus terus konsolidasi dan tidak boleh kita anggap remeh,” tegas dia.

Forum ini, dia mengimbuhkan, sangat membantu menemukan format atau cara penerapan demokrasi di kawasan Asia Pasifik. Tak hanya itu, ia juga percaya forum ini memberi kontribusi penerapan demokrasi di kawasan global. “Saya yakin forum ini akan mewujudkan semua itu. Pembangunan global jangan menggunakan kebiasaan lampau. Kita harus responsif dan efektif untuk mencegah peperangan. Masyarakat internasional harus mencegah pertumpahan darah. Harus ada langkah konkret mencegah hal tersebut,” sebut dia.

“Negara berekembang harus menikmati akses pasar dan pendanaan pembangunan. Masalah pemiskinan global bukan isu melainkan tantangan mencapai MDGs perumusan agenda global. Demokrasi global bukanlah hal yang mudah. Tetapi saya yakin forum ini bisa memberi kontribusi yang positif. Kondisi yang damai dan lingkungan yang baik. Saya optimis dalam jangka panjang forum ini akan mencapai tujuan kita bersama,” tutup Yudhoyono.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa mengatakan, sejak lima tahun terakhir, BDF telah memfasilitasi Negara di Asia Pasifik tentang demokrasi dan tata pemerintahan yang baik. “Pemikirian demokrasi harus bermanfaat. Pembangunan demokrasi harus relevan. Kita lihat tahun 2011 gelombang sejarah demokrasi dunia, khususnya di Afrika Utara dan Timur Tengah,” sebut Marty.

“BDF mendukung perkembangan dunia yang berubah untuk meningkatkan kesadaran bagaimana masyarakat internasional bisa mengembangkan prinsip-prinsip global. Pertemuan ini dihadiri 140 negara dan organisasi internasional, 11 kepala negara, dan 2 kepala pemerintahan, dihadiri pula 42 menteri dan 45 kepala delegasi lainnya. Delegasi yang diundang sepakat meningkatakna prinsip demokrasi di tatanan global.BOB-MB