Sasmita “Tanda-Tanda” Pulung Kekuasaan Jokowi telah Sirna
Ilustrasi
Denpasar, (Metrobali.com)
Pernyataan terbuka dari Luhut Binsar Penjahitan (LBP) yang merupakan tangan kanan Presiden Jokowi yang menyatakan dana bansos sebesar Rp.500 Triliun, hanya 50 persen yang efektif, sedangkan Rp.250 T lainnya tidak efektif.
Jro Gde Sudibya, pengamat sosial ekonomi dan kecenderungan masa depan mengatakan, publik paham dana ini dipergunakan oleh Jokowi sebagai kampanyenya politik, yang dalam ulasan Majalah Tempo disebut sebagai korupsi politik.
Dikatakan, LBP telah membuka pandora politik ini ke publik, sekaligus membuka rapuhnya kekuasaan di masa lalu, dimana LBP merupakan bagian penting di dalamnya. Gambaran dari, sirnanya pulung kekuasaan dari Jokowi.
Menurutnya, Sasmita (Tanda-Tanda) Pulung Kekuasaan Jokowi telah Sirna terlihat dari Proyek IKN terancam mangkrak, dengan pernyataan Menteri PU di DPR, dana proyek IKN diblokir Menteri Keuangan, sehingga tidak ada dana Rp.1 pun untuk proyek IKN.
Dikatakan, proyek yang menjadi kebanggaan Jokowi terancam mangkrak, tidak ada tangan kekuasaan yang sanggup menyelamatkannya.
Menurutnya kotak pandora “proyek” pemagaran laut sepanjang 30 km.di Tangerang, yang melahirkan kehebohan luar biasa, proyek peninggalan Jokowi dengan menetapkan PIK Dua sebagai PSN dengan segala kemudahannya.
Tanda-tanda lainnya, poster “Adili Jokowi” yang semakin meluas di banyak kota, termasuk di Solo, yang merupakan “kampung halaman” ybs., memberikan indikasi kuat, berupa “sasmita” pulung kekuasaan Jokowi telah sirna.
“KIM pendukung tangguh Jokowi di tahun 2024 tidak menampakkan eksistensinya, antara ada dan tiada, sehingga membenarkan diktum politik, dalam politik tidak ada persahabatan yang abadi, yang ada kepentingan yang abadi,” kata Jro Gde Sudibya, pengamat sosial ekonomi dan kecenderungan masa depan.
Jurnalis : Nyoman Sutiawan