Buleleng, (Metrobali.com)

Sebagai satu – satunya perwakilan Bali di kancah Internasional. Sanggar Santhi Budaya membuktikan kualitasnya dalam memperkenalkan seni dan budaya Bali khususnya Bali utara. Pasalnya, Sanggar yang telah dibentuk sejak 2005 itu telah meraih juara 2 atau silver prize dan merupakan pertama kalinya pewakilan dari Indonesia meraih 3 besar di ajang Cheonan International Dance Festival yang diselenggerakan oleh Federation International Dance Arts Festival (FIDAF), di Cheonan, Korea Selatan.

Dikonfirmasi di sela-sela kesibukannya, I Gusti Ngurah Eka Prasetya, Kamis, (29/9) menyampaikan sebagai pelatih tari dari Sanggar Santhi Budaya, pihaknya merasa bangga bisa mengikuti kompetisi yang dihelat setahun sekali tersebut. Dalam ajang ini kita membawakan 3 materi tarian di antaranya, garapan parade, garapan yang berjudul Ngeliput berdurasi 5 menit, dan terakhir garapan dengan judul Bhineda berdurasi 10 menit. Diungkapkan pula bahwa dalam ajang ini tidak hanya semata mata untuk mengikuti kompetisi koreografi tetapi juga merupakan ajang mengenalkan seni budaya dan mempromosikan pariwisata setelah pandemi covid-19.

“Tentunya kegiatan ini sebagai promosi seni dan budaya baik secara umum yang ada di Indonesia dan Bali, khususnya Buleleng di Bali Utara,”ungkapnya.

Ditambahkannya, dalam kompetisi yang diselenggarakan selama 12 hari yaitu dari tanggal 19 sampai 30 September 2022, Sanggar Santhi Budaya mengikutsertakan 19 orang yang terdiri dari 13 penari, 5 penabuh, serta 1 direktur. Dari ajang ini kita memperoleh berrbagai manfaat seperti membuka wawasan bagi anak didik untuk tampil di dalam maupun di luar negeri, meningkatkan kualitas teknis seni dan personal branding, serta belajar cross culture understanding secara langsung.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Gus Eka itu menjelaskan selain prestasi yang diraih kali ini, sanggarnya telah mencetak segudang prestasi di antaranya sebagai duta seni topeng dunia 2008 di Imaco – Andong Korea Selatan, Pesta Gendang Malaka Malaysia 2013, Weifang International Dance Festival 2019 di China, Fiesta Folkloriada World Dance Festival – Fidaf Unesco 2019 di Manila.

“Merupakan suatu kebanggaan kami semua dapat menyumbangkan sesuatu bagi daerah dan negara Republik Indonesia,”pungkasnya.

Untuk diketahui Sanggar Santhi Budaya Buleleng merupakan sanggar yang berkonsentrasi di pendidikan informal bidang seni tari dan tabuh tradisional yang beralamat di Jalan Mayor Metra Kelurahan Liligundi, Singaraja. Sampai saat ini sudah memiliki 384 siswa/siswi mulai dari anak-anak hingga dewasa, yang meliputi kelas tari dan gamelan on modern serta kontemporer, dan saat ini sudah memasuki generasi ke – 6. Selain itu, Sanggar Santhi Budaya telah menjadi anggota FIDAF sejak tahun 2017. (RED-MB)