Buleleng (Metrobali.com)-
Diduga mengalami gangguan jiwa lantaran sering mengamuk, Saniman (51) warga Dusun Tegal Bunder, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak di pasung oleh keluarganya dengan menggunakan sebatang pohon kapas (kapuk) berukuran cukup besar. Menurut pihak keluarga, dipasungnya Saniman, lantaran yang bersangkutan berkali-kali mengamuk dan melakukan tindak kekerasan terhadap keluarga.
Saniman di pasung dibawah pohon tanpa selembar alaspun. Ditempat itu, Saniman melakukan aktifitas sehari-hari termasuk makan, kencing maupun buang air besar. Pada kesempatan itu, wartawan yang mendatangi Saniman didampingi tokoh masyarakat setempat mengajak bicara. Ternyata Saniman yang diduga mengalami gangguan jiwa, secara normal bertutur soal kesumpekan hidup yang dialaminya. “Kenapa saya dipasung dan diperlakukan bak binatang. Saya tidak sakit kok, kenapa diperlakukan seperti ini,” keluhnya.
Kenapa Saniman mengamuk?
Informasi yang diterima dari adik Saniman yakni Abu Hasan (36), dikatakan bahwa Saniman diduga mengalami gangguan jiwa lantaran pohon kelapa sebanyak 40 pohon miliknya ditebang oleh menantunya tanpa sepengetahuan Saniman. “40 pohon kelapa itu merupakan harta satu-satunya yang digunakan untuk kehidupan Saniman” terangnya.
Menurut Abu Hsan, penebangan terjadi saat Saniman pulang ke Madura, padahal sebelumnya ia telah berpesan kepada anak menantunya agar tidak menebang pohon kelapa, dan cukup diambil buahnya saja,”Namun pada kenyataannya, sekembali dari Madura, Saniman menemukan pohon kelapa miliknyanya telah ditebang,”jelas Abu Hasan” Sejak kejadian penebangan poho kelapa itu, Saniman sering bicara sendiri dan sesekali mengamuk jika melihat orang tertentu yang tidak disukainya,” imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakan oleh karena prilaku ngamuknya semakin membahayakan, lantas oleh pihak keluarga dan warga sekitar akhirnya memutuskan untuk memasung Saniman. GS-MB