Sambut Hari Ibu, WTI Bali dan RS Kasih Ibu Gelar Seminar Edukasi Pencegahan Jantung Koroner, Begini Pesan Tutik Kusuma Wardhani
Foto: Ketua DPD Wanita Tani Indonesia (WTI) Provinsi Bali Tutik Kusuma Wardhani bersama Direktur RS Kasih Ibu Denpasar dr. Ni Kadek Dwi Widhyari dan jajaran dalam seminar edukasi tentang pencegahan jantung koroner dalam menyambut Hari Ibu.
Denpasar (Metrobali.com)-
Dalam rangka menyambut peringatan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2024, Wanita Tani Indonesia (WTI) Provinsi Bali bekerjasama dengan Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar memberikan edukasi kesehatan pencegahan jantung koroner kepada para ibu dan masyarakat umum dengan menggelar “Seminar Awan: Mengenal Penyakit Jantung Koroner, Merupakan Langkah Cerdas Bagi Wanita” pada Jumat 20 Desember 2024 di aula lantai 4 Kasih Ibu Hospital Denpasar.
Seminar ini menghadirkan pembicara salah satu dokter spesialis jantung yakni dr. I Putu Gede Budiana, Sp,J, Subsp. KI (K). Turut hadir langsung Ketua DPD Wanita Tani Indonesia (WTI) Provinsi Bali Tutik Kusuma Wardhani yang juga Anggota Komisi IX DPR RI Dapil Bali, Direktur RS Kasih Ibu Denpasar dr. Ni Kadek Dwi Widhyari dan jajaran.
“Menjelang hari Ibu ini kami dari Wanita Tani di Bali bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit Kasih Ibu ingin memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada ibu-ibu tentang kesehatan jantung. Harapannya bagaimana masyarakat para ibu paham agar tidak terserang penyakit jantung, tahu cara pencegahannya menghindari penyakit jantung. Kami ingin melakukan yang terbaik untuk masyarakat,” ujar Tutik Kusuma Wardhani.
Pihaknya sengaja mengambil momentum menggelar seminar edukasi kesehatan ini menjelang peringatan Hari Ibu dengan harapan para ibu-ibu di seluruh dunia khususnya di Bali selalu sehat dan bisa terus memberikan inspirasi. “Bagaimana ibu-ibu biar sehat semua, bisa melakukan kegiatan yang positif dan selalu berkontribusi masyarakat,” kata tokoh perempuan yang juga Anggota Komisi IX DPR RI Dapil Bali itu.
Wanita Tani Indonesia (WTI) Provinsi Bali memang bergerak di bidang pertanian namun organisasi ini sangat peduli dengan kesehatan jantung karena berkaitan dengan pola hidup sehat yang berawal dari mengonsumsi pangan sehat. “Jantung adalah organ yang sangat vital sekali yang harus kita jaga. Kalau jantung itu berhenti satu detik saja itu sangat berbahaya. Jadi ibu-ibu para wanita tani, para petani juga harus paham menjaga kesehatan jantung,” harap Tutik Kusuma Wardhani.
Di sisi lain Tutik Kusuma Wardhani juga menyinggung soal perjuangan untuk mewujudkan kesetaraan gender yang masih terus berproses. “Hampir 100 tahun perjuangan kesetaraan gender masih on proses, dan itu harus terus diperjuangkan karena tidak turun dari langit,” tegasnya.
Tokoh perempuan asal Buleleng itu lantas mengucapkan selamat Hari Ibu dan menyampaikan doa serta harapan agar seluruh ibu di dunia sehat dan semangat selalu, menjadi sosok luar biasa dan selalu menginspirasi dengan kasih sayang dan ketulusannya.
“Mari kita cintai dan hormati ibu setiap hari karena kasih ibu sepanjang masa,” ajak Tutik Kusuma Wardhani yang juga dalam kesempatan itu dengan penuh haru membacakan Puisi Suara Hati untuk Ibu.
Sementara itu Direktur RS Kasih Ibu Denpasar dr. Ni Kadek Dwi Widhyari mengungkapkan alasan menggandeng Wanita Tani Indonesia (WTI) Provinsi Bali dalam seminar edukasi tentang jantung koroner ini menjelang peringatan Hari Ibu sebab konsistensi dari organisasi ini mensupport para petani dan mendukung pemberdayaan perempuan. Terlebih juga data dan fakta kesehatan menunjukan bahwa penyakit jantung masih sebagai penyebab angka kematian tertinggi bagi seorang ibu.
“Penyakit jantung masih sebagai pemegang angka kematian tertinggi seorang ibu. Sementara seorang perempuan itu sangat berperan dalam suatu keluarga. Jadi kami ingin para ibu bertambah wawasannya terkait bagaimana cara mencegah, bagaimana cara mendeteksi dan bagaimana cara menangani di awal jika terjadi kasus penyakit jantung,” terang Dwi Widhyari.
Dia lantas menjelaskan penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah jantung. Pemicunya bisa karena adanya lemak yang ada di pembuluh darah dan bisa juga diakibatkan oleh karena faktor resiko seperti pola makan dan gaya hidup tidak sehat.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021 penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian secara global, merenggut sekitar 17,9 juta nyawa setiap tahunnya atau setara dengan 31% kematian di dunia. Berdasarkan Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia (Kemkes, 2022). Data SRS Balitbangkes 2014 menunjukkan dari 10 orang di Indonesia meninggal karena penyakit jantung koroner.
Kelompok orang yang berpotensi lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung diantaranya orang yang memiliki pola makan tidak sehat, perokok, orang yang mengidap tekanan darah tinggi orang dengan kolesterol tinggi. Kemudian orang dengan kelebihan berat badan (obesitas), pengidap diabetes, orang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung dan orang berusia lanjut.
Dwi Widhyari juga menjelaskan bagi wanita yang sudah memasuki usia atau kondisi menopause juga berisiko lebih tinggi terkena jantung koroner. Kondisi ini dikarenakan ada beberapa hormon mereka yang sebenarnya berfungsi untuk mengendalikan kolesterol pada jantung dan pembuluh darah peranannya menjadi berkurang ketika menopause.
“Dan risiko itulah yang harus diantisipasi sehingga melalui seminar kali ini narasumber kami memberikan bagaimana kiat-kiat mencegahnya. Cara pencegahan paling jitu adalah pola makan yang sehat dan pola hidup yang sehat,” pungkas Dwi Widhyari.
Sebelum seminar dimulai juga dilakukan penandatangan MoU antara WTI Bali dengan RS Kasih Ibu untuk menguatkan peran kerjasama meningkatkan kesehatan masyarakat Bali. Diberikan juga penghargaan kepada sosok ibu dan dan perempuan tangguh yang merupakan satu-satunya perbekel perempuan di Bali yakni Ni Ketut Anggreni Wati selaku Perbekel Dauh Puri Kangin. (wid)