Denpasar (Metrobali.com)-

Situasi di Bali pasca coblosan Pilgub 2013 mulai ditingkahi aksi kekerasan. Salah seorang pendukung Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta), Made Pasek Bendana, 21, terluka akibat ditebas dengan senjata samurai di depan Bale Banjar Pekambingan, Denpasar Barat, Kamis (16/5) malam. Pada saat bersamaan tadi malam, ketegangan juga terjadi di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng.

Seperti dilansir Nusa Bali, pendukung Pasti-Kerta yang jadi korban penebasan tadi malam, Made Pasek Bendana, merupakan warga Banjar Pekambingan, Kelurahan Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat. Dia notabene adik kandung dari Ketua Ranting Demokrat Kelurahan Dauh Puri, Gede Westra, 30. Sedangkan pelaku penebasan diduga Agus Bagiada alias Gus Put, 21, juga pemuda asal Banjar Pekambingan. Agus Bagiada diduga menjadi pendukung paket AA Puspayoga-Dewa Sukrawan (PAS) dalam Pilgub Bali 2013. Tidak jelas, apakah aksi penebasan ini terkait Pilgub atau tidak. Informasinya, korban Made Pasek Bendana ditebas dengan senjata samurai saat sedang kumpul-kumpul bersama temannya persis di depan Bale Banjar Pekambingan, Jalan Nusa Kambangan Denpasar, tadi malam sekitar pukul 20.30 Wita.

 

Menurut saksi mata Rajeskana, 37, juga warga Banjar Pekambingan, kejadiannya begitu cepat. Ketika korban Pasek Bendana sedang duduk-duduk di depan bale banjar, kata Rajeskana, iba-tiba muncul pelaku Agus Bagiada dengan mengendarai sepeda motor Mio hitam turun. Tanpa banyak bicara, pelaku langsung menyabetkan samurai ke muka korban. Belum sempat menyabetkan senjatanya untuk kedua lagi, rekan-rekan korban langsung melerai.

 

 ”Untung tadi teman-teman bisa melerai, sehingga tidak ada korban lagi,” ujar Rajeskana di lokasi TKP tadi malam. Aksi penyerangan tiba-tiba ini kontan membuat warga sekitar berhamburan ke lokasi TKP. Petugas Polsek Denpasar Barat juga terjun ke TKP untuk mengamankan pelaku Agus Bagiada berikut barang bukti berupa senjata samurai. Polisi juga melakukan olah TKP, mengumpulkan barang bukti, dan keterangan saksi-saksi. Pelaku Agus Bagiada semalam langsung diamankan ke Mapolsek Denpasar Barat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sedangkan korban Pasek Bandana yang terluka di bagian wajah dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Darat, Jalan PB Sudirman Denpasar untuk menjalani perawatan.

 

Kapolresta Denpasar, Kombes Wayan Sunarta, tadi malam juga sempat terjun ke lokasi TKP sambil menengok kondisi korban Pasek Bendana. Menurut Sunarta, aksi kekerasan semalam belum tentu karena masalah Pilgub Bali 2013. “Jangan dikaitkan-kaitkan dengan politik. Teman-teman media jangan memanaskan situasi-lah. Saya bukannya mau tenar, tolong jaga situasi, hati-hati memberitakan ini,” pinta Sunarta.

 

Sedangkan kakak kandung korban, Gede Westra, mengatakan adiknya tidak pernah ada masalah dengan pelaku Agus Bagiada. Ketua Ranting Demokrat Dauh Puri ini menyebutkan, adiknya yang jadi saksi kandidat Pasti-Kerta selama ini juga baik-baik saja dengan pelaku. Bahkan, ketika pelaku memasang bendera PDIP dan atribut kandidat PAS di sekitar rumahnya, korban tak pernah memasalahkannya. “Bagi kami, setelah Pilgub kita tetap akan ketemu. Tapi, kami tidak tahu kenapa tiba-tiba dia melakukan penebasan ini,” sesal Gede Westra.

 

Sementara, sejumlah kader Demokrat tadi malam datang menunggui korban penebasan di RSAD. Termasuk Ketua DPC Demokrat Denpasar Made Gandi, Ketua PAC Demokrat Denpasar Barat AA Asmara Putra, dan anggota Fraksi Demokrat DPRD Denpasar AA Alit Putra. Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang notabene Cagub dari Koalisi Bali Mandara semalam juga menjenguk korban ke rumah sakit. Di hadapan Gubernur Pastika, korban Pasek Bendana mengakui dirinya memang sebagai saksi Pasti-Kerta di TPS 12 Banjar Pekambingan saat coblosan Pilgub. Namun, dirinya tidak pernah punya masalah dengan pelaku Agus Bagiada. “Saya nggak ada masalah dengan dia (pelaku),” tutur korban.

 

“Sudah, kamu istirahat di sini (RSAD), jangan pulang dulu, biar aman. Di sini dijaga tentara dan polisi. Besok baru pulang, supaya aman dan tidak terjadi apa-apa,” saran Pastika, yang tadi malam didampingi Ketua I DPD Demokrat Bali, Nengah Pringgo. Dalam keterangan persnya, Pastika menyesalkan kasus penebasan ini. “Katanya menyamabraya. Ya, sebaiknya semua pihak menahan diri. Jangan sampai gara-gara Pilgub, kayak begini. Kita sayangkan sekali ini, karena pakai kekerasan,” sesal mantan Kapolda Bali ini.

 

 Terkait dengan aksi main tebas semalam, Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta meminta kader-kader partainya tidak terpancing. “Biarkan hukum yang menyelesaikan, jangan terpancing. Bali harus tetap dijaga supaya kondusif. Kalau masalah pidana ini, serahkan kepada pihak yang berwenang,” ujar Mudarta.

 

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris DPC PDIP Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa menyayangkan kejadian berdarah tadi malam. Namun, Arya Wibawa meminta kasus ini tidak langsung dikaitkan dengan masalah politik Pilgub. “Mereka itu (korban dan pelaku) satu banjar dan bersaudara. Jadi, tidak ada kaitan dengan politik. Meskipun pelakunya simpatisan PAS, itu tidak ada hubungan dengan politik,” tandas Arya Wibawa.

 

Sementara itu, situasi di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng juga tegang tadi malam. Informasi di lapangan, ketegangan dipicu kehadiran sekelompok orang dari wilayah Kecamatan Banjar dan Kecamatan Seririt ke Desa Bungkulan. Konon, mereka datang dengan niat mengamankan warga Desa Bungkulan yang jadi saksi dalam kasus dugaan penglembungan 100 suara saat coblosan Pilgub di TPS 3 Desa Bungkulan. Sekelompok warga dari belahan Buleleng Barat ini sempat berhenti di depan Sekretariat PAC Hanura Sawan di Desa Bungkulan.

 

 Kehadiran mereka langsung memicu ketegangan, karena beredar sejumlah isu. Di antaranya, mereka diisukan akan menuju Banjar Dinas Satria, Desa Bungkulan yang notabene kediaman Cawagub Dewa Sukrawan. Isu ini kemudian ditanggapi warga Banjar Satria dengan berjaga di kediaman Dewa Sukrawan. Namun, hingga berita ini ditulis, tidak ada pergerakan. Sekelompok warga yang dari Buleleng Barat pun sudah balik ke kampungnya. Meski demikian, polisi dan anggota TNI masih berjaga-jaga di depan Sekretariat PAC Hanura Sawan yang berada di dekat Lapangan Desa Bungkulan. Bahkan, Kapolres Buleleng AKBP Beny Arjanto dan Dandim 1609 Buleleng Letkol Inf Nugroho Dwi Hermawan semalam terjun ke Desa Bungkulan untuk melakukan pemantauan.

 

Menurut kapolres, tidak ada isu penyerangan. Yang terjadi adalah kehadiran dari kerabat Bouncu, anak dari Ketua PAC Hanura Sawan, Ketut Sumerdana. “Nah anaknya ini yang ulang tahun, jadi teman-temannya banyak yang datang. Inilah yang diisukan macem-macem, karena di sini ramai,” jelas Kapolres. “Kita minta masyarakat jangan mudah terpancing isu-isu yang belum jelas. Pikirkanlah sebelum bertindak,” imbuhnya. (Sumber Nusa Bali)