margriet
Denpasar (Metrobali.com)-
Dua saksi yang mengetahui jika ibu angkat Engeline, Margriet Christina Megawe sempat menginjak-injak dan mengendus lubang berisi jasad bocah delapan tahun itu kembali dimintai keterangan oleh penyidik Polresta Denpasar.

Kedua saksi itu adalah Rahmat Handono dan Susiani, pasangan suami istri yang pernah tinggal di kos-kosan di lingkungan rumah Engeline, Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar. “Tadi atas saran Direskrimum Polda Bali, Komisaris Besar Bambang Yogiswara agar kedua saksi ini memberi keterangan tambahan pada berkas di Polresta Denpasar,” kata kuasa hukum Rahmat Handono dan Susiani, Siti Sapurah, Rabu 5 Agustus 2015.

Pemberian keterangan tambahan itu dianggap penting lantaran keduanya telah memberikan keterangan tersebut kepada penyidik Polda Bali. Sementara Polda Bali hanya menangani kasus penelantaran anak dengan tersangka Margriet. Sedangkan kasus pembunuhan Engeline ditangani oleh Polresta Denpasar. “Itulah tadi mengapa akhirnya dua saksi ini dimintai keterangan tambahan lagi soal Margriet menginjak-injak dan mencium-cium lubang kubur Engeline,” katanya.

Rahmat Handono dan Susiani sendiri sesungguhnya tidak melihat secara langsung peristiwa itu. Adalah Dewa Ketut Raka yang melihat peristiwa ganjil tersebut. Dewa Ketut Raka yang merupakan satpam di rumah Engeline kemudian bercerita kepada Rahmat Handono. Cerita itu didengar pula oleh Susiani. Saat diperiksa penyidik, Dewa Ketut Raka tidak menceritakan hal yang dilihatnya beberapa hari sebelum jasad Engeline ditemukan itu.

Justru Rahmat Handono dan Susiani yang menceritakan hal itu kepada penyidik kala keduanya menjalani pemberkasan. “Dia (Dewa Ketut Raka) cerita kepada Rahmat Handono didengarkan Susiani pada 10 Juni pagi,” kata Siti Sapurah.

Perempuan yang akrab disapa Ipung itu menceritakan, dari penuturan Rahmat Handono jika Dewa Ketut Raka pernah menyampaikan peristiwa ganjil itu kepada atasannya di PT Patriot, perusahaan jasa keamanan yang disewa oleh Christina Telly Megawe, anak bungsu Margriet untuk menjaga rumah mereka pasca-Engeline dinyatakan hilang.

“Cerita Dewa Ketut Raka kepada Rahmat Handono itu begini tepatnya ‘saya sudah lapor ke atasan saya, kalau saya kesulitan ke kamar kecil bekerja di sini (rumah Margriet). Saya juga cerita kalau saya lihat Margriet menginjak-injak dan mencium tanah waktu saya buang air kecil’,” kata Ipung.

Belakangan diketahui di bawah tanah yang diinjak dan dicium Margriet itu terdapat jasad Engeline. “Klien saya sempat diminta mencabut BAP-nya. Tapi saya sarankan jangan kalau itu benar apa adanya. Saya bilang, apalagi bapak (Rahmat Handono) sudah disumpah,” jelas Ipung. JAK-MB