Jembrana (Metrobali.com)-
Diduga rusak, beras bantuan Kemensos RI untuk warga terdampak Covid-19 ditengah pelaksanaan PPKM level 4 di Kabupaten Jembrana ditarik.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui dan belum menerima laporan. Dirinya juga kesulitan melakukan pemantauan. Karena pemenang tender dengan transporternya langsung menyalurkan dan menurunkan ke desa maupun ke kecamatan dan ini tanpa sepengetahuan dirinya.
“Sebenarnya saya ingin melihat berasnya, makanya saya panggil transporternya. Yang datang bos transporter. Ternyata berasnya sudah disalurkan” jelas Bupati Tamba.
Beras sebanyak 38 ribu disalurkan hanya dalam waktu sehari dan ternyata diturunkan di kantor desa dan kecamatan. “Disini saya kecewa. Semestinya dalam penyalurannya mengajak staf (Pemkab Jembrana) yang sudah terlatih sehingga tahu warga mana saja yang belum mendapat bantuan” ungkapnya
Sementara itu Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jembrana, dr. Made Dwipayana mengatakan beras bantuan yang diduga rusak itu sudah ditarik dan akan diganti oleh penyalur. Beras bantuan itu merupakan bantuan Kemensos RI untuk warga terdampak ditengah Covid-19 dan pelaksanaan PPKM level IV.
“Berasnya sudah ditarik dan akan diganti. Kemarin malam transporternya datang. Terus tadi sempat keliling ke Desa Tegal Badeng Barat dan Desa Kaliakah juga diskusi tentang beras bantuan” terang Dwipayana.
Beras bantuan menurutnya bervariasi. Beberapa kantong warnanya ada yang agak kekuningan dan coklat muda, namun tidak berbau apek. “Kalau bau apek, tidak ada. Berasnya juga bersih tidak ada kutu” jelasnya.
Untuk di dua desa itu (Tegal Badeng Barat dan Kaliakah) sambungnya, beras bantuan dari Kemensos RI ini sementara tidak dibagikan. “Hari ini tidak ada penyaluran beras. Tadi sudah kita cek, mungkin besok disalurkan” ungkapnya.
Standar beras bantuan dari Kemensos RI lanjutnya, memang beras medium. Berbeda dengan beras yang disalurkan Pemkab Jembrana berupa beras Bulog jenis premium dengan kualitas bagus. “Beras dari Pemkab Jembrana ini untuk warga yang menjalani karantina Covid” ujarnya.
Dwipayana menduga keluhan sejumlah warga diakibatkan miskomunikasi saja. Karena jenis beras bantuan yang diterima warga berbeda-beda. “Mungkin karena miskomunikasi. Karena kualitas beras yang datang juga berbeda-beda” pungkasnya.
Pewarta : Komang Darmadi