Jembrana (Metrobali.com)-

Kasus Covid-19 di Kabupaten Jembrana yang terus meningkat membuat ruang isolasi di RSU Negara dan empat puskesmas menjadi penuh. Saking banyaknya, warga terpapar Covid-19 kini dirawat di hotel.

Menurut Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana dr. I Gusti Agung Putu Arisantha ada tiga hotel yang kembali difungsikan untuk merawat warga terpapar Covid-19. Ketiga hotel ini yakni Hotel Apel, Negara dan Jimbarwana.

Hotel Apel dengan kapasitas ruang isolasi 34 bed, kini sudah terisi semua. Sedangkan di Hotel Negara sudah dirawat 69 pasien dari jumlah kapasitas 70 bed. Sementara Hotel Jimbarwana yang memiliki 23 kamar dengan 46 bed ini rencananya akan difungsikan mulai Rabu (20/1) besok.

Keberadaan tiga hotel ini diharapkan mampu menjadi solusi ditengah lonjakan kasus Covid-19 di Jembrana. “Mudah-mudahan dengan tambahan Hotel Jimbarwana ini kebutuhan akan kamar tercukupi. Sehingga tidak ada lagi pasien yang dirawat di rumah” harap Arisantha dihubungi Selasa (19/1).

Dari kebijakan Satgas Covid-19 Jembrana ketiga hotel itu nantinya difokuskan bagi pasien positif Covid dengan kategori tanpa gejala. Namun tidak menutup kemungkinan juga untuk merawat pasien dengan gejala ringan.

“Diutamakan untuk yang tanpa gejala. Kalau (gejala) ringan memang bisa, tapi dicek dulu, seberapa ringannya” jelasnya.

Sebelumnya pasien Covid-19 dirawat di ruang isolasi RSU Negara dan di empat puskesmas. Setelah ditambah, RSU Negara kini memiliki 61 bed dari sebelumnya 42 bed

Sedangkan empat puskesmas yang ditunjuk untuk merawat pasien Covid memiliki kapasitas ruang isolasi yang berbeda. Puskesmas 1 Pekutatan memiliki 11 bed, Puskesmas 2 Mendoyo 9 bed, Puskesmas II Negara di Desa Pengambengan 8 bed dan Puskesmas II Melaya dengan kapasitas 10 bed.

Arisantha mengatakan perkembangan Covid-19 di Jembrana per hari ini bertambah 23 orang dan sembuh sebanyak 22 orang serta meninggal satu orang.

Sementara secara kumulatif kasus positif Covid 19 di Jembrana mencapai 1298 orang. Sedangkan kumulatif pasien sembuh sebanyak 1018 dengan kasus meninggal dunia 36 orang. (Komang Tole)