Gresik (Metrobali.com) 

 

Rombongan Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kelurahan Legian melakukan ‘Darmayatra’ ke Pura Kerta Bumi dan Pura Luhur Medang Kamulan yang terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur 2-4 September 2022.

Seperti diketahui bahwa Indonesia merupakan negara multikultural dengan beragam budaya, adat-istiadat, suku, ras, serta agama. Meskipun demikian semboyan bangsa ini adalah bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

“Sebagai negara multikultural, rasa toleransi dari setiap warga negara merupakan hal yang penting, menghargai dan menghormati perbedaan agama merupakan hal yang penting. Perbedaan tersebut seharusnya dimaknai sebagai anugerah bukan faktor untuk memecah belah,” tutur Ketua PHDI Legian, Dr. Drs. i Nyoman Sarjana, MIkom.

Sesuatu yang menarik untuk dikaji dan dianalisis, mengenai sejarah pura bagaimana bisa berdiri di Desa Mondoluku, yang didominasi masyarakat muslim namun toleransi beragama tetap dikedepankan.

“Sambutan yang diberikan oleh PHDI desa setempay serta pelayanannya sangat baik, kami bahkan sempat menemui dan berbincang-bincang dengan Bapak Kadek Sumanila selaku Jero Sepuh Lanang sekaligus ketua pengurus rumah tangga Pura Penataran Luhur Medang Kamulan yang menyampaikan bahwa terdapat Pengempon sebanyak 14 KK umat Hindu dan beberapa umat lain juga ikut jadi Bhakta Pura dan umumnya umat Nusantara,” terang Sarjana.

Walaupun Agama Hindu hanya tersebar pada wilayah-wilayah tertentu dan berada ditengah agama mayoritas, tidak membuat semangat keimanan umat Hindu pudar. Agama Hindu tetap bertahan dengan segala upaya yang ada. Adanya PHDI kabupaten Gresik yang diresmikan pada tahun 1985 membuat agama Hindu mulai mendapatkan tempat lagi di masyarakat. Mereka bebas beribadah di Pura yang ada dan menjalankan kegiatan keagamaan dengan tenang.

Masuknya Agama Hindu di Desa Mondoluku Wringinanom

Desa Mondoluku merupakan desa yang berada di kecamatan Wringinanom kabupaten Gresik. Desa Mondoluku memiliki luas Wilayah 3,80 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 1,718 jiwa. Sebelah barat Desa Mondoluku ini berbatasan langsung dengan kabupaten Mojokerto dan sebelah Utaranya berbatasan langsung dengan kecamatan Kedamen.

Agama Hindu di desa Mondoluku ada sejak zaman kerajaan Majapahit, agama yang dibawa oleh para leluhur ini berkembang siring masa kejayaan Majapahit. Agama Hindu merupakan agama penduduk desa Mondoluku sebelum masuknya agama Islam.

Masyarakat menjalankan ajaran-ajaran Hindu yang telah diakulturasikan dengan budaya mereka. Namun setelah kerajaan Majapahit runtuh dan penyebaran agama Islam mulai masuk hingga ke pedalaman membuat umat Hindu di tanah Jawa pindah ke Bali. Dan akibatnya agama Hindu di Mondoluku mulai punah.

Penduduk Mondoluku mulai memeluk agama Islam dan hanya beberapa yang memeluk agama Hindu. Salah satu faktor yang membuat bertahannya agama Hindu di Mondoluku adalah karena letak desa yang berbatasan langsung dengan wilayah pusat Majapahit yaitu Mojokerto. Sehingga ajaran dan pengaruh agama Hindu masih cukup kuat.

Hal menyejukkan terlihat di Pura Kertha Bumi, “Umat hindunya sangat rajin belajar budaya. Setiap hari sabtu minggu. Tari dan tabuh. Persembahyangan (Puja Bhakti) dilaksanakan setiap sore hari,” terang Sarjana.

Sandiye, ketua PHDI desa Pengalangan menyambut rombongan dgn sangat baik dan kita makan bersama. Diharapkan akan ada kunjungan balasan nanti kebali yangg akan dipandu oleh PHDI desa. (hd)