Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak umat Hindu di Pulau Dewata untuk menguatkan dan menyemaikan persaudaraan dalam memaknai Hari Suci Nyepi.

“Saya harap warga jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan. Masalah yang ada hendaknya diselesaikan dengan cara-cara dialogis dan dilandasi dengan semangat persaudaraan,” katanya saat menyampaikan sambutan pada Dharma Santhi Hari Nyepi Tahun Saka 1935 tingkat Provinsi Bali di Taman Budaya Denpasar, Jumat (12/4)  malam.

Dia menyebut persaudaraan dapat tumbuh dari rasa empati dan dalam masyarakat Bali yang heterogen merupakan hasil rajutan toleransi dalam keberagaman.

“Memang umat Hindu di Bali selama ini telah menyatu dengan umat lainnya dalam konfigurasi yang harmonis dan ritual keagamaan telah berjalan dengan toleransi. Untuk itulah harus tetap dipertahankan dengan semangat persaudaraan,” ujarnya.

Sejalan dengan upaya memantapkan persaudaraan, Pastika juga meminta para sulinggih (pendeta) senantiasa menuntun umat menjaga toleransi.

Sementara itu Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali Dr I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan sengaja acara Dharma Santi Nyepi mengangkat tema memperkuat persaudaraan karena selama ini masyarakat masih menghadapi berbagai goncangan akibat perbedaan.

“Kalau persaudaraan sudah kuat, maka Bali pun akan makin sejahtera,” ujarnya.

Sedangkan rohaniwan Ida Pedanda Gede Made Gunung yang berkesempatan menyampaikan dharma wacana (wejangan) mengajak umat Hindu untuk mengelola perbedaan menjadi keindahan.

“Jangan menunggu orang lain, tetapi hendaknya dimulai dari diri sendiri. Minimal harus mampu meresapi, melakoni dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Dharma Santhi iru dihadiri oleh para sulinggih (pendeta suci), para pejabat di lingkungan Pemprov Bali, Pangdam IX Udayana, bupati/wali kota se-Bali, perwakilan PHDI serta ribuan masyarakat Bali.

Acara dimeriahkan pula dengan lantunan sloka, nyanyian suci, pementasan drama, dan pengundian “door prize” berhadiah sepeda motor. INT-MB