Denpasar (Metrobali.com)-

Ribuan petugas keamanan desa adat di Bali atau “pecalang” turut mengamankan pemilihan kepala daerah setempat, Rabu (15/5).

“Kami siap membantu aparat penegak hukum khususnya dalam mengamankan wilayah banjar (dusun) masing-masing selama pilkada dengan mengerahkan anggota sebanyak 4.340 orang,” kata Koordinator Parum Pecalang Kota Denpasar I Made Mudra, Senin (12/5).

Anggota “pecalang” dikerahkan untuk pengamaman di tempat pemungutan suara (TPS) di masing-masing dusun adat atau “banjar” di Kota Denpasar.

Selain mengawal itu, pihaknya juga membantu mengawasi distribusi kotak surat suara yang saat ini telah berada di kelurahan dan desa sebelum disebar ke TPS yang ada di banjar.

Menurut dia, keberadaan pecalang sangat membantu pengawasantahapan pelaksanaan pilkada hingga saat pencoblosan surat suara dapat berjalan lancar.

Mudra memastikan “pecalang” akan bersikap netral dan menjamin keamanan warga dari berbagai ancaman dan intimidasi saat pilkada.

“Kami akan membantu dari sisi keamanan, supaya bisa berjalan lancar, masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani masing-masing,” ucapnya.

“Sesuai hasil pertemuan (paruman) ‘pecalang’, mulai hari ini, pecalang sudah bertugas di banjarnya, sampai pencoblosan dan penghitungan surat suara,” katanya menambahkan.

Ia mengatakan untuk memudahkan koordinasi antar “pecalang” maupun kepolisian telah dibekali alat komunikasi “handy talkie” (HT).

Mudra berharap kepada warga menggunakan hak pilihnya secara baik, menghidari praktek dan upaya yang dapat menciderai demokrasi seperti politik uang, dan gerakan serangan fajar dan lainnya.

Peran pecalang yang ditempatkan di TPS masing-masing secara tidak langsung juga menjalankan tugas sebagai “prajuru adat”. Pecalang berada di garda terdepan untuk mengamankan wilayahnya.

“Ini sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab anggota pecalang dalam menciptakan pilkada yang aman dan damai di Bali,” katanya. INT-MB