Denpasar (Metrobali.com) –

Sidang Dewan Pleno Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dihadiri 700 peserta berlangsung 2 hari (17-18 Maret 2022) di Trans Resort Bali. Ini menjadi ajang urun rembuk para saudagar muda bertema “Konsolidasi HIPMI untuk Pemulihan Ekonomi Indonesia”.

Turut hadir dalam SDP ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno serta salah seorang pendiri HIPMI Abdul Latief.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Mardani H. Maming mengakui, SDP ini awalnya direncanakan digelar di Solo. Namun karena kenaikan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Solo, akhirnya kegiatan ini dipindah ke Bali.

“Pertama kita merencanakan acaranya di Solo, tetapi di Solo diberi pembatasan, di Bali dibuka dan berkat Menteri kita, Bang Sandiaga Uno, sehingga kita membuka SDP di Bali, dan membantu kawan-kawan kita dan keluarga kita di Bali, agar pariwisatanya lebih maju dan Bali sudah kembali normal lagi,” ungkap Mardani Maming dalam sambutan pembukaan Sidang Dewan Pleno di The Trans Hotel, Seminyak, Bali, Kamis (17/3/2022).

Maming menjelaskan, SDP ini adalah amanat dari Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Sesuai AD/ART, SDP wajib dilaksanakan 6 bulan sebelum Musyawarah Nasional (Munas).

“Dengan sidang pleno, nanti akan banyak calon ketua umum (caketum) yang hadir atau caketum yang akan mencalon,” ujar Maming.

Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Bali, Agus Pande Widura dalam laporannya menyampaikan, SDP ini berkontribusi positif terhadap upaya pemulihan ekonomi Pulau Dewata.

“Dengan dilaksanakannya SDP di Bali yang menghadirkan kurang lebih 700 peserta dari seluruh Indonesia, kami berharap dapat membantu pariwisata, khususnya pariwisata di Bali,” ucapnya.

“Terima kasih kepada teman-teman yang sudah datang ke Bali, terima kasih sudah menjadi pahlawan pariwisata untuk Bali,” lanjutnya.

Pengusaha yang akrab disapa APW itu menyampaikan, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak fundamental bagi Bali.

Salah satunya adalah torehan pertumbuhan perekonomian Pulau Seribu Pura yang tak pernah beranjak dari minus dalam beberapa kuartal terakhir.

“Dimana tahun 2020 pertumbuhan ekonomi mengalami minus di 2,9 persen, yang sebelumnya di tahun 2021 kita minus di 9 persen, dan itu mengakibatkan kita, Provinsi Bali di urutan ke 34 untuk pertumbuhan ekonominya,” bebernya.

“Jadi pandemi ini betul-betul memang memukul daripada perekonomian yang ada di Bali,” pungkasnya.

Pewarta : Hidayat