Foto: Made Jayadi Asmara, Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Buleleng.

Buleleng (Metrobali.com)-

Dalam pandangan Made Jayadi Asmara, Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Buleleng, peringatan Hari Jadi ke-66 Provinsi Bali yang mengusung tema “Prajahita Paramakarya” (Karya Mulia untuk Membangun Bali Maju dan Sejahtera) bukanlah sekadar seremonial megah belaka. Bagi Jayadi Asmara, momen ini harus menjadi ruang introspeksi, sebuah panggilan untuk merenungkan kondisi Bali saat ini dan arah pembangunan yang akan ditempuh di masa mendatang.

“Bali telah mencapai banyak kemajuan, tetapi masih banyak pekerjaan rumah dan permasalahan yang belum mampu dituntaskan oleh para pemimpin kita. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk mendorong, mengawal, dan memberikan masukan yang konstruktif,” ungkap Jayadi Asmara saat diwawancarai pada Selasa, 13 Agustus 2024.

Jayadi Asmara juga memberikan apresiasi tinggi kepada Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, yang telah hampir setahun memimpin Bali. “Kami sangat mengapresiasi kepemimpinan beliau yang penuh perhatian dan mengayomi. Banyak terobosan yang telah beliau lakukan selama setahun terakhir ini,” ujarnya.

Sebagai anggota DPRD Kabupaten Buleleng, Jayadi Asmara berharap suksesi kepemimpinan Bali melalui Pilgub Bali mendatang dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang mampu membangun Bali sebagai satu kesatuan pulau dengan konsep “one island, one management”.

Dengan harapan ini, Jayadi Asmara ingin melihat pola pembangunan yang mampu mengurangi kesenjangan, baik dalam hal infrastruktur maupun ekonomi, di seluruh Bali. Ia menekankan bahwa pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas.

“Bali, meskipun terdiri dari delapan kabupaten dan satu kota madya, harus dipandang sebagai satu kesatuan pulau kecil yang memerlukan pengelolaan terpadu. Saat ini, kita melihat adanya ketimpangan pembangunan antara kabupaten/kota, terutama antara Bali Selatan dan Bali Utara, serta Bali Barat dan Bali Timur,” katanya.

NasDem berharap, ketimpangan pembangunan yang terjadi di Bali bisa perlahan-lahan diatasi melalui berbagai konsep dan program nyata. “Sudah saatnya pemerataan pembangunan di Bali benar-benar diwujudkan, bukan sekadar retorika atau janji-janji manis dalam kampanye,” pungkas Jayadi Asmara dengan penuh harap. (wid)