Jembrana (Metrobali.com)-

Rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi, Senin (7/6) disosialisasikan petugas gabungan persiapan pengadaan lahan untuk keoentingan umum di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Sosialisasi dibagi dalam dua (2) tim dan dilaksanakan di empat lokasi. Tim pertama melakukan sosialisasi pada pagi hari di Wantilan Pura Dalem Desa Melaya dan Wantilan Kantor Desa Candikusuma. Sedangkan sore hari dilaksanakan di GOR Melaya dan Aula Kantor Desa Manistutu.

Sosialisasi ini rencananya akan dilaksanakan selama tiga (3) hari kedepan dimulai dari kecamatan diujung barat Kabupaten Jembrana.

Jalan Tol dengan panjang sekitar 96,21 kilometer ini nantinya akan melalui lahan di tiga (3) kabupaten di Bali yakni Jembrana, Tabanan dan Badung. Di Kabupaten Jembrana Jalan Tol kedua setelah Jalan Tol Bali Mandara ini akan melintasi lahan warga seluas 682,74 hektar atau 4.305 bidang.

Saat sosialisasi itu beberapa warga menyetujui rencana pembangunan Jalan Tol tersebut. Kendati harus mengorbankan sebagian lahannya. Seperti disampaikan Ni Ketut Magdalena.

Warga Desa Blimbingsari ini sangat setuju akan rencana pembangunan jalan Tol ini. Kendari ia tidak tahu berapa luas lahan yang akan dipakai untuk Jalan Tol dari 2 are lahan miliknya. “Saya punya 2 are. Apakah kena semua, saya tidak tahu” ujarnya.

Hal senada disampaikan Onesimus, warga lainnya. Ia yang memiliki lahan sekitar 2 hektar juga mengaku tidak tahu, berapa luas lahan miliknya yang akan terkena proyek Jalan Tol ini.

Sementara itu Ketut Sukra Negara, Kabiro Pemerintahan dan Kesra Provinsi Bali mengatakan sosialisasi berikutnya setelah di Jembrana dilakukan di Kbupaten Tabanan dan terakhir Kabupaten Badung.

Dalam pembangunan Jalan Tol ini nantinya akan ada lahan warga yang digunakan sehingga pemerintah mengestimasi biaya untuk pembebasan lahan yang mana nilai estimasinya mencapai Rp.3 triliun.

“Di Jembrana sosialisasi akan dilaksanakan selama 4 hari mulai hari ini sampai tanggal 10 Juni. Tabanan juga empat hari. Setelah itu baru di Kabupaten Badung” terangnya.

Disebutnya Jalan Tol ini nantinya panjangnya mencapai 96 kilometer. Sedangkan lahan yang akan dilintasi kurang lebih 1000 hektar, dimana 960 merupakan lahan efektif milik masyarakat dan sisanya lahan milik pemerintah daerah.

Disisi lain, Bupati Jembrana I Nengah Tamba berharap pembangunan jalan Tol tidak merugikan warga. Dan ganti yang didapat juga tidak mengecewakan warga.

Pembangunan jalan Tol diakuinya dilematis. Karena ada warga yang tidak rela lahannya dibebaskan untuk Jalan Tol dan disatu sisi ada sebaliknya bahkan sangat mau. “Dalam suasana kita mau maju, ini (pro kontra) sudah biasa. Hari ini kita mau maju. Saya akan bicara langsung dengan warga” ujar Bupati Tamba.

Karena sambungnya, dirinya tidak ingin masyarakat Jembrana dirugikan dari rencana pembangunan jalan Tol ini. “Saya tidak mau masyarakat saya dirugikan. Kalau masyarakat saya sampai dirugikan saya tidak akan respect” tegasnya.

Karena sekarang masih dalam tahap sosialisasi dirinya tidak akan ikut campur. “Jika ada masalah kita pasti fasilitasi antara pemrakarsa jalan tol dengan masyarakat untuk mencari win-win solution karena ini untuk kepentingan orang banyak” pungkasnya. (Komang Tole)